Sunday, December 13, 2009

BINGUNG MENGELOLA BLOG


Ketika saya pertama kali mengenal blog dan kemudian mengetahui manfaatnya, saya langsung sign up, mendaftar. Menjadi media untuk mem-publish tulisan-tulisan kita adalah manfaat blog yang paling menarik bagi saya. Sebagai seorang yang sedang belajar dan senang menulis, tak ada yang lebih menarik selain dapat mempublikasikan karya kita agar diketahui dan dibaca orang.

Sebelum ada blog, untuk mempublikasikan sebuah karya tulis mesti melalui media surat kabar. Untuk bisa menembus media surat kabar, bukanlah perkara mudah, bahkan sulit bagi penulis yang belum dikenal. Ada banyak syarat yang mesti kita patuhi untuk bisa menembusnya. Syarat-syarat redaksional yang berkaitan dengan ke-tata bahasaan harus dipenuhi. Menyesuaikan tulisan kita dengan mainstrem media yang dituju juga harus menjadi perhatian penulis. Pokoknya sulit untuk bisa menulis di media masa surat kabar.

Maka kedatangan media blog menjadi sebuah kabar yang sangat menggembirakan bagi para penulis pemula. Saking gembiranya, saya sempat mendaftar di beberapa layanan blog seperti blogger, multiply, blog gaulnya indosiar, live journal, blogsome, my space, dan beberapa blog lainnya yang saya sendiri sampai lupa. Belakangan saya juga mendaftar di blog detik dan dagdigdug.

Awalnya saya aktif mengisi blog di indosiar, kemudian juga multiply. Seiring perjalanan waktu, saya hanya aktif di multiply. Blog-blog yang lain terbengkalai. Jangankan mengurus blog yang lain, wong di multiply saja saya masih ”senen kemis”. Suatu saat akhirnya saya berpikir ingin mengelola tiga blog saja, yaitu di multiply sebagai wadah untuk menampung tulisan-tulisan seputar sosial, blogspot untuk tulisan seputar dunia kerja, dan wordpress untuk tulisan politik.

Setelah memutuskan untuk mengelola hanya tiga blog, apakah urusan per-blog-an menjadi beres? Ternyata tidak. Blog-blog itu masih tetap saja terbengkalai. Ada yang sampai beberapa bulan tidak di update. Sampai di sini saya merenung, berarti saya ini seperti nafsu besar tenaga tidak ada. Instrospeksi.

Untuk mengatasi problem semacam itu, saya sowan pada mbah Google untuk memohon nasehat. Banyak nasehat yang disampaikan mbah Google kepada saya. Intinya, agar lebih mudah mengurusnya, kelola satu blog saja. Bukan hanya itu, agar lebih kredibel, isi blog juga sebaiknya satu tema tertentu. Niche kalau tidak salah. Tapi ini kesimpulan saya pribadi setelah menerima nasehat dari mbah Google. Kalau saya salah, mohon dikoreksi.

Meski sedikit, pengetahuan saya tentang blog bertambah, namun persoalan juga bertambah. Kenapa? Saya ini hingga detik ini kok susah ya untuk fokus ke tema tertentu. Saya pernah berusaha mencoba fokus ke satu tema, olah raga sepak bola misalnya. Namun begitu suasana di luar hiruk pikuk menjelang Pemilu misalnya, perhatian saya tersedot juga ke sana. Tertarik. Pulang dari kantor melihat para pengendara sepeda motor yang ngebut seenak wudele dewe, tertarik pula untuk membahasnya. Masih terlalu banyak hal yang menarik hati dan pikiran saya. Piye iki (bagaimana ini)?

Apakah hal itu adalah ciri-ciri bahwa saya ini cocok untuk menjadi seorang penulis yang generalis? Saya rasa masih terlalu dini untuk menyimpulkan hal itu. Yang jelas, pusing dan bingung. Barangkali ada yang bisa bantu atau kasih saran?

Kegagalan Timnas U-23, PR Bagi PSSI


Target masuk final yang dicanangkan PSSI terhadap Timnas U-23 di ajang SEA Games XXV Laos tidak tercapai. Tak satu kemenangan pun bisa diraih Toni Sucipto dan kawan-kawan. Indonesia Muda yang dilatih Alberto Bica dari Uruguay, hanya mampu meraih satu poin dari hasil seri melawan Singapura. Setelah itu, Garuda Muda babak belur dihajar Laos 0-2 dan ditekuk Myanmar 1-3.

Bukan medali atau prestasi membanggakan yang dibawa pulang Garuda Muda, tetapi malu yang harus ditanggung. Betapa tidak, semua orang tahu siapa Laos dan bagaimana jejak langkahnya di kancah persepak bolaan Asia Tenggara. Kalau di buat level, Laos berada di level kedua sejajar dengan Kamboja, Brunei Darussalam, Philipina, dan Timor Leste. Sementara Indonesia berada di level pertama sejajar dengan Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia.

Demikian juga dengan Myanmar. Meski negara yang dulu bernama Birma itu menunjukkan peningkatan, namun seharusnya Indonesia mampu mengatasinya. Namun nyatanya, Indonesia dipermak 1-3 oleh negeri seribu Pagoda itu.

Jadi, kalau Indonesia kalah melawan Thailand, Vietnam, atau Singapura, rasanya tidak terlalu aneh dan mengherankan. Meski kecewa dan prihatin, orang masih bisa memaklumi. Namun jika Indonesia kalah dari negera level kedua seperti Laos, bukan hanya kecewa, tapi heran, malu dan tanda tanya besar, mengapa?

Mengapa bisa kalah dari Laos dan Myanmar? Mengapa Indonesia gagal walau untuk sekadar mencapai semi final? Bukan hanya gagal lolos ke semi final, tapi bahkan Indonesia menjadi juru kunci grup B di bawah Laos, Singapura dan Myanmar. Harap diingat bahwa juru kunci biasanya menjadi langganan negara-negara selevel Laos, Kamboja, Brunei Darussalam, Philipina atau Timor Leste.

Itulah pertanyaan besar yang menggelayut di masyarakat sepak bola di tanah air. Pertanyaan itu menjadi pekerjaan rumah bagi PSSI. PSSI harus segera mungkin untuk mengerjakan PR tersebut. Kalau tidak, jangan heran jika dua tiga tahun ke depan, Myanmar dan Laos akan menyalip Indonesia. Harus diingat bahwa Timnas U-23 yang berlaga di SEA Games Laos adalah calon Timnas Senior Indonesia dua tiga tahun mendatang. Apakah kita mau dipermalukan lagi?

Bravo Sepak Bola Indonesia!

Tuesday, December 08, 2009



MENGAPA INDONESIA KALAH DARI LAOS?

Kalah 0-2 melawan Laos adalah berita buruk yang mengherankan sekaligus sulit diterima dan dimengerti seluruh pecinta bola di tanah air. Tapi itulah kenyataan yang terjadi. Timnas U-23 Indonesia di laga kedua di SEA Games ke-25 Laos di luar dugaan dikalahkan tim anak bawang Laos 0-2.

Di laga sebelumnya, Indonesia hanya mampu bermain imbang 2-2 melawan Singapura. Peluang lolos ke semi final yang ditargetkan PSSI pun semakin tipis kalau tidak boleh dibilang pupus. Pasalnya, selain harus memenangkan laga terkahir melawan Myanmar, Indonesia juga tergantung pertandingan antara Laos melawan Singapura. Jika Indonesia menang lawan Myanmar dan Laos menang telak lawan Singapura, nasib Garuda Muda mungkin masih bisa tertolong. Namun jika Indonesia menang sementara Singapura dan Laos bermain imbang, kemenangan Indonesia akan menjadi sia-sia. Apalagi jika Indonesia kalah lawan Myanmar, praktis peluang Indonesia ke semi final akan tertutup rapat. Lebih dari itu, Indonesia akan menempati juru kunci grup B. Itu artinya bencana besar bagi dunia sepak bola di tanah air. Evaluasi total dan mencari solusi harus segera dilakukan PSSI.

Sayang tidak ada siaran langsung pertandingan itu sehingga kita tidak bisa menganalisa kenapa Tony Sucipto dan kawan-kawan sampai kalah lawan Laos. Namun pengamatan pribadi saya terhadap persepak bolaan Indonesia dari tahun 80-an hingga sekarang adalah bahwa kelemahan sepak bola Indonesia umumnya pada faktor mental dan stamina. Sementara dari teknik dan skil menurut saya para pemain Indonesia tidak kalah dari pemain negara lain. Bahkan kalau boleh dibilang, Indonesia banyak memiliki pemain yang memiliki skil yang luar biasa seperti Boaz Solossa. Teknik juga tidak kalah dari pemain luar karena teknik itu bisa dipelajari oleh para pemain Indonesia.

Khusus kekalahan Indonesia 0-2 dari Laos di SEA Games ke-25 menurut saya adalah akibat faktor buruknya mental para pemain. Karena dari segi teknik dan skil, Indonesia bisa dibilang satu level diatas Laos. Faktor stamina juga bukan penyebab kekalahan itu karena Laos bukanlah negara yang memiliki pemain dengan kekuatan fisik dan speed yang tinggi semacan Korea dan Jepang.

Lantas bagaimana solusi bagi Timnas Indonesia untuk meningkatkan prestasi di masa yang akan datang?. Tentu kelemahan-kelemahan itu yang harus segera diperbaiki.

Faktor Stamina

Kelemahan stamina para pemain Indonesia akan sangat mudah terlihat jika Indonesia berhadapan dengan tim-tim yang bermain cepat seperti dari Asia Timur macam Korea, Jepang, dan China. Biasanya pemain Indonesia hanya bisa mengimbangi mereka di babak pertama. Di babak kedua, sering kali Indonesia akan menjadi bulan-bulanan karena lawan terus menggedor sementara para pemain Indonesia sudah ngos-ngosan. Oleh karena itu, masalah stamina ini harus diperbaiki. Pelatih kepala bekerja sama dengan dokter tim dan juga pelatih khusus fisik bisa menangani hal ini.

Faktor Mental

Timnas Indonesia baik senior maupun yunior sering mengalami demam pangung dan over-confident. Saat pertandingan berjalan dan kondisi buruk terjadi di lapangan, memang agak sulit membedakan antara keduanya. Demam panggung sering melanda para pemain Indonesia terutama pada pertandingan-pertandingan pertama. Dalam kondisi demikian, skema permainan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Para pemain sering melakukan kesalahan-kesalahan mendasar seperti kontrol bola yang kurang baik, umpan tidak akurat dan lain sebagainya.

Sementara over-confident atau percaya diri yang berlebihan juga kerap melanda para pemain Indonesia jika berhadapan dengan tim-tim lemah yang di atas kertas akan mudah dikalahkan. Akibatnya para pemain terlihat sangat santai dan tidak serius memainkan bola. Kondisi seperti ini tentu tidak baik karena permainan tidak akan berkembang. Sebaliknya, tim lawan akan memanfaatkan kondisi itu untuk mencuri gol. Hal seperti ini sudah sering terjadi. Bukannya kemenangan besar dan mudah diraih. Bisa jadi kemenangan pun akan sulit digapai, bahkan mungkin kekalahan yang diterima.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah mental tersebut adalah dengan menambah jam terbang dengan memperbanyak laga uji coba. Uji coba yang berdampak pada perbaikan mental para pemain terutama laga uji coba melawan timnas dari negara lain. Jika bertanding melawan timnas negara lain, suasana pertandingan seperti di pertandingan resmi sebuah turnamen. Teror penonton tim lawan, wasit yang memimpin pertandingan, dan juga suasana pertandingan di lapangan akan menjadi pelajaran tersendiri bagi para pemain. Rasa nasionalisme para pemain juga akan semakin tumbuh dan kuat. Maka, semakin sering melakukan laga uji coba melawan tim nasional negara lain, kualitas mental para pemain akan semakin baik.

Sebaliknya, jika uji coba dilakukan dengan klub baik lokal maupun negara lain, dampaknya akan kurang. Tidak akan ada teror penonton yang kuat, wasit dan suasana di lapangan akan tampak seperti pertandingan biasa, bukan turnamen resmi. Dalam uji coba semacam ini, rasa nasionalisme pun rasanya tidak terlalu perlu dimunculkan. Toh ini cuma pertandingan uji coba. Akibatnya, tidak akan mampu atau kurang bisa untuk memperbaiki mental para pemain.

Jadi seharusnya Timnas Indonesia baik senior maupun yunior harus sering melakukan uji coba melawan Timnas negara lain. Ini memang menjadi tugas PSSI. Belakangan, PSSI sering sekali membatalkan laga uji coba melawan negara lain dengan berbagai alasan. Alasan yang klise dan sering dilontarkan adalah minimnya biaya untuk bisa menggelar laga uji coba. Kita sebagai pecinta bola tanah air tentu maklum dengan kondisi ini karena memang biaya untuk menggelar laga uji coba apalagi dengan timnas luar negeri tidaklah sedikit. Namun, jika ingin Timnas Indonesia bisa berbicara di kancah persepak bolaan internasional, minimal di tingkat Asia Tenggara, tidak ada jalan lain. Berapa pun biaya yang harus ditanggung untuk menggelar laga uji coba, PSSI harus mengupayakannya.

Bravo Sepak Bola Indonesia!

Sunday, December 06, 2009


PEMBAGIAN GRUP PIALA DUNIA 2010

Demam Piala Dunia sudah mulai melanda jutaan penghuni planet bumi. Piala Dunia 2010 memang baru akan dilangsungkan tanggal 11 Juni hingga 11 Juli 2010 mendatang di Afrika Selatan.

Namun ketika drawing pembagian grup putaran final Piala Dunia 2010 dilaksanakan Jum’at (4/12) malam, demam Piala Dunia mulai terlihat melanda penduduk dunia.

Diperkirakan 200 juta pecinta bola di seluruh dunia menyaksikan undian pembagian grup yang diliput oleh sekitar 1.700 media. Sementara ribuan warga Afrika Selatan berpesta di jalan-jalan utama Cape Town menyambut acara undian pembagian grup tersebut.

Berikut adalah hasil undian pembagian grup peserta Piala Dunia 2010 Afrika Selatan:

Grup A
1. Afrika Selatan
2. Meksiko
3. Uruguay
4. Prancis

Grup B
1. Argentina
2. Nigeria
3. Korea Selatan
4. Yunani

Grup C
1. Inggris
2. Amerika Serikat
3. Aljazair
4. Slovenia

Grup D
1. Jerman
2. Australia
3. Serbia
4. Ghana

Grup E
1. Belanda
2. Denmark
3. Jepang
4. Kamerun

Grup F
1. Italia
2. Paraguay
3. Selandia Baru
4. Slovakia

Grup G
1. Brasil
2. Korea Utara
3. Pantai Gading
4. Portugal

Grup H
1. Spanyol
2. Swiss
3. Honduras
4. Chile

Sudah dimuat di KabarIndonesia

Thursday, December 03, 2009


FINAL DRAW FIFA WORLD CUP 2010

Undian final Piala Dunia 2010 akan digelar Jum’at (4/12) malam nanti di Capte Town International Convention Centre, Afrika Selatan. Acara yang amat dinanti-nanti oleh jutaan pecinta bola di seluruh dunia itu akan dipandu oleh Sekjen FIFA Jerome Valcke. Dia akan ditemani oleh peraih penghargaan Aktris Terbaik Oscar 2004 Charlize Theron yang akan bertindak sebagai Co-Host.

Mereka akan satu panggung dengan bintang sepak bola asal Inggris, Devid Beckham. Selain itu, akan tampil juga Presiden Afsel Jacob Zuma dan dua peraih nobel asal Afsel Nelson Mandela yang juga mantan Presiden Afsel, serta Pendeta Desmond Tutu.

Akan hadir pula Presiden FIFA Sepp Blater, para legenda sepak bola antara lain Franz Beckenbauer, Michel Platini, Eusebio, dan Roger Milla, serta para perwakilan dari negara peserta Piala Dunia 2010.

Berbagai kecemasan mewarnai menjelang pengundian final Piala Dunia 2010. Pelatih Inggris Fabio Capello misalnya kawatir jika timnya bertemu dengan Brasil dan tim yang bermain dengan gaya Brasil seperti Portugal. Apalagi sejarah mencatat bahwa Portugal telah dua kali menghentikan langkah Inggris di Piala Eroa 2004 dan Piala Dunia 2006.

Sementara kapten Pantai Gading, Didier Drogba merasa takut jika harus bertemu dengan Inggris dan Brasil.

Acara yang diperkirakan akan menyita perhatian 200 juta pasang mata di seluruh dunia itu akan diliput oleh 1.700. Satu diantara media itu adalah RCTI yang akan menyiarkan secara langsung mulai pukul 22.00 WIB.

Berikut adalah pembagian unggulan peserta Piala Dunia 2010 yang didasarkan pada peringkat FIFA terbaru.

Pot 1: Afrika Selatan, Argentina, Brasil, Inggris, Jerman, Italia, Belanda, Spanyol

Pot 2: Australia, Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, Honduras, Meksiko, AS, Selandia Baru

Pot 3: Aljazair, Kamerun, Ghana, Pantai Gading, Nigeria, Chile, Paraguay, Uruguay

Pot 4: Denmark, Prancis, Yunani, Portugal, Serbia, Slovakia, Slovenia, Swiss

Daftar Bupati Purbalingga

DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...