Friday, December 16, 2011

Kembangan, Kampung Halamanku

Foto di samping adalah jalan dari rumah orang tua saya menuju perempatan jalan raya di desa Kembangan, kecamatan Bukateja, kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Kembangan adalah desa kelahiranku, kampung halamanku. Desa itu terletak di arah tenggara dari kota Purbalingga.

Di sebelah timur berbatasan dengan desa Cipawon, di sebelah utara berbatasan dengan desa Majasari dan Kedungjati, serta di sebelah barat dengan desa Wirasaba. Di sebelah selatan mengalir sungai Serayu,  dan di seberang sungai itu adalah wilayah kecamatan Purwareja Klampok kabupaten Banjarnegara.

Meski hanya sebuah desa kecil, namun letak kampungku cukup strategis. Jarak ke kota purbalingga hanya 15 km, ke kota purwokerto kurang lebih 40 km. Sementara ke Banyumas 20 km dan ke Banjarnegara kurang lebih 30 km. Pasar yang terdekat adalah pasar Bukateja yang berjarak 2,5 km dan pasar Purwareja Klampok yang berjarak 3 km. Di kedua pasar itu warga desa melakukan kegiatan perekonomian dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Desa itu dilalui jalan raya yang menghubungkan berbagai kota. Jalan itu membelah desa menjadi dua bagian, barat dan timur.  Beberapa bus AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) jurusan Jakarta – Wonosobo, seperti Sinar Jaya, DMI dan sebagainya melintas di sana. Selain itu dilalui juga oleh bus antar kota seperti Purwokerto-Wonosobo dan Purwokerto-Semarang. Tak heran jika semakin hari desa itu semakin ramai saja. Apalagi di sekitar hari raya Idul Fitri, banyak kendaraan baik motor maupun mobil berplat nomor B berlalu-lalang di jalan itu.

Kalau saya pulang kampung, biasanya naik bus Sinar Jaya tujuan Wonosobo. Saya turun di perempatan desa Kembangan. Begitu turun dari bus, saya naik becak atau jalan kaki menyusuri jalan yang juga menuju Lapangan Udara Wirasaba. Dari perempatan ke rumah orang tua saya hanya berjarak kurang lebih empat ratus meter.

Jika berangkat dari Jakarta sore hari, maka tiba di kampung antara pukul 02.00 hingga 05.00, tergantung kondisi jalan dan jam keberangkatan. Jika berangkat pagi dari Jakarta, maka antara pukul 19.00 hingga 20.00 baru sampai di kampung. Namun jika berangkat pagi dari Jakarta maka bus hanya sampai di Purwokerto dan harus naik lagi bus jurusan Wonosobo.

Monday, December 12, 2011

Gerhana Bulan Numpang Lewat

Tiga hari yang lalu, tepatnya Sabtu (10/12-2011) terjadi gerhana bulan total. Sebuah kejadian yang jarang terjadi dan patut disaksikan. Dari pagi, bahkan dari Jum’at, saya sudah mengingat-ingat akan menyaksikan fenomena alam itu.

Sayangnya ketika saat yang dinanti akan tiba, cuaca di Ciputat, tempat saya tinggal tampaknya kurang bersahabat. Baru pukul setengah empat sore petir bersahut-sahutan. Tak lama kemudian, hujan pun turun.

Tersebab itu pula, saya tak sempat nonton siaran langsung ISL di ANTV. Sebenarnya tayangan tersebut adalah wajib hukumnya bagi saya. Namun apa boleh buat.

Waktu terus beranjak sore ketika gerimis masih juga turun. Saya masih berharap, semoga saat gerhana bulan terjadi nanti, langit sudah bersih dari hujan dan awan. Dengan begitu, saya bisa menyaksikan fenomena alam yang konon baru akan terjadi lagi pada tahun 2015.

Pukul tujuh, saya keluar rumah dan menengadah. Di sana, langit masih diselimuti awan kelabu. Setengah jam berikutnya, saya kembali memandang langit. Ternyata masih juga tertutup awan. Hingga terakhir saya menengok langit pukul Sembilan malam, awan kelabu masih juga enggan beranjak. Itu artinya, gerhana bulan tak bisa disaksikan di wilayah Ciputat, Tangerang Selatan dan sekitarnya.

Gerhana bulan hanya numpang lewat, tanpa bisa disaksikan dan diamati.

Saturday, December 10, 2011

Jangan Lupa, Apdetlah Blogmu

Saya mulai aktif nge-Blog kurang lebih tahun 2007, setahun setelah berkenalan dengan internet. Waktu itu semangat nge-Blog begitu menggebu. Keinginan untuk belajar menulis dan semakin akrabnya dengan Internet, membuat semangat saya nyaris tak terbendung. Berbagai layanan blog gratis saya coba. Mulai dari blog indosiar, multiply, livejournal, blogspot, blogdrive, blogsome, my opera, dan satu lagi saya lupa namanya.
 
Awalnya saya rajin mengapdet dengan tulisan dua tiga paragraf. Namun lama-kelamaan, tidak satu alinea pun dituliskan. Keinginan memiliki dan memelihara blog tetaplah tinggi. Namun semakin hari tak kuasa memelihara blog-blog itu. Ibarat pepatah, nafsu besar tenaga kurang, begitulah kiranya. Blog-blog itu akhirnya terbengkalai.
 
Kondisi tersebut semakin diperparah seiring kehadiran facabook. Kepraktisan dan konektivitas yang tinggi membuat saya berpaling ke facebook. Mengurus facebook lebih mudah dari pada mengurus blog. Apdet status facebook di wall atau dinding cukup dengan satu atau dua kata. Misalnya, macet, ngantuk berat, males banget, dan sebagainya. Komentar pun langsung bermunculan.
 
Bandingkan dengan blog. Pengalaman saya, menulis blog tiga empat alinea bahkan lebih, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, komentar  cuma satu dua. Bahkan sering tulisan di blog tak ada satupun komentar. Menyedihkan.
 
Di fabook, dengan menulis satu dua kalimat bahkan hanya beberapa kata pun, komentar bermunculan hanya beberapa detik usai kita menuliskannya. Sangat berlasan jika akhirnya orang lebih tertarik facebook dari pada blog.
 
Tapi bagi seorang penulis atau orang yang sedang belajar menulis dan ingin menjadi penulis beneran, blog tetap harus menjadi pilihan utama. Meski di notes atau catatan di facebook kita juga bisa menulis seperti halnya di blog seperti di notes atau catatan.
 
Namun jarang facebooker yang memanfaatkan hal itu. Kepraktisan dan kemudahan mengapdet dengan menulis satu dua patah kata di wall atau dinding, membuat orang malas menulis yang lebih panjang.
 
Dengan memiliki blog, ada keterpaksaan, ada keterdesakan untuk membuat tulisan. Mau tidak mau kita harus menulis. Kalau tidak, maka harus siap kalau blog kita dianggap sebagai kuburan alias tidak pernah diapdet. Kalau sudah begitu, jangankan komentar, berkunjung pun orang tak akan mau.
 
Jadi, facebook dan blog sama penting bagi penulis. Facebook sebagai sarana networking. Di Face book, kita bisa menjalin, menambah dan memperluas pertemanan. Facebook sebagai sarana dan ajang silarurrahmi di abad informasi.
 
Sedangkan Blog sebagai sarana untuk menuangkan ide dan gagasan. Bagi penulis atau orang yang ingin menjadi penulis hal itu sudah jelas. Jadi, silakan apdet status facebook mu tapi jangan lupa apdet pula blog mu.

Salam Menulis,

Daftar Bupati Purbalingga

DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...