Wednesday, June 27, 2012

Pranoto Mongso

Beberapa hari belakangan, kurang lebih dua minggu ini, hujan sudah tak turun. Siang hari terasa begitu panas terik menyengat. Sore hingga malam angin berhembus seperti pertanda kemarau telah tiba. Namun jaman sekarang tidak mudah untuk memperkirakan kapan kemarau dan kapan musim hujan.

Berbeda dengan dulu di tahun delapan puluhan atau sebelumnya. Ingat pelajaran SD, Indonesia sebagai negara katulistiwa hanya punya dua misum. Musim kemarau April – Oktober, musim hujan November hingga Maret. Begitu setiap tahun selalu nyaris tepat. Kalau pun meleset hanya kisaran satu dua minggu saja.

Di kampung, orang tua-orang tua kita dulu lebih paham dan hafal membaca tanda-tanda alam. Mereka tidak menggunakan kalender Masehi, Hijriah atau pun penanggalan lainnya. Untuk menandai perubahan alam mereka menggunakan Pranata Mangsa. Pranata Mangsa atau aturan waktu musim biasanya digunakan oleh para petani di pedesaan.

Tuesday, June 26, 2012

Menulis dengan Baik

Menulis memang gampang jika menulis sekadarnya atau asal menulis. Namun menulis yang baik, butuh keterampilan dan sedikit pengetahuan. Keterampilan diperoleh dari latihan dan praktik yang terus menerus. Semakin sering latihan dan mempraktikan,  menulis akan semakin lihai dan lancar. Pengetahuan menulis adalah pengetahuan tentang bahasa, khususnya tata bahasa. Sejak kelas 1 SD kita sudah belajar bahasa Indonesia. Jadi jika kita sudah lulus SMA, maka sebenarnya pengetahuan tentang bahasa sudah cukup.

Kita telah belajar apa itu kata dasar, kata sambung, kata majemuk, awalan, akhiran kemudian  kalimat, frase, kalimat majemuk, paragraf dan sebagainya. Semua telah kita pelajari. Namun entah karena lupa atau kurang paham, masih sering ditemukan kesalahan-kesalahan dalam penulisan. Sebagai salah satu editor di harian online KabarIndonesia, saya sering menemukan kesalahan mendasar dari para pewarta warga.

Thursday, June 21, 2012

Gimana Sih Caranya Menulis?

Menulis memang memberikan banyak manfaat baik bagi diri penulis maupun orang lain yang membacanya. Manfaat bagi orang lain sudah jelas yaitu menambah informasi, wawasan dan pengetahuan. Sedangkan manfaat bagi diri penulis itu banyak dan tiap-tiap orang mungkin punya tujuan yang berbeda-beda dalam menulis. Ada yang menulis karena ingin mendapatkan honor seperti saya misalnya. Ada pula yang karena ingin terkenal, kemudian ada yang ingin mengaktualisasikan diri, ingin dilihat intelek, boleh saja. Tak sedikit yang menulis karena ingin membangun peradaban hingga berinvestasi amal soleh. Apapun tujuan dari menulis, itulah bahan bakar yang akan memotivasi Anda.

Setelah bahan bakar ada sebagai pemantik motivasi, Anda pun ingin segera memulai menulis. Pena dan lembaran kertas telah disiapkan. Komputer atau laptop telah sinyalakan, duduk dengan khusyu’. Waktu berjalan tiga menit lima menit hingga sepuluh menit. Kertas dan layar masih kosong. Bingung harus menulis apa. Bingung harus mulai dari mana. Loh, kok bingung?

Sunday, June 17, 2012

Untuk Apa Menulis?

Sejak kelas satu sekolah dasar kita sudah mulai belajar membaca dan menulis. Setelah bisa membaca dan menulis,  berlanjut ke pelajaran yang lain mulai dari Pendidikan Agama, Bahasa, IPA, IPS, Matematika dan sebagainya. Hal itu terus berlanjut hingga SMP, SMA  dan Perguruan Tinggi. Setiap hari dalam kegiatan belajar, tak lepas dari aktifitas membaca dan menulis. Namun kebanyakan kita lupa akan arti penting membaca dan menulis itu sendiri.

Kita hanya belajar isi materi sebuah mata pelajaran atau mata kuliah. Namun kita tidak pernah menyadari bahwa materi yang kita pelajari itu adalah hasil olah membaca dan menulis. Tanpa aktifitas menulis, tak mungkin seorang pelajar atau mahasiswa bisa mempelajari sebuah ilmu pengetahuan. Buku pelajaran atau modul mata kuliah ada dan bisa dibaca karena ada yang menulis.

Sunday, June 10, 2012

Senyum Bernilai Ibadah

Minggu sore yang cerah dan indah. Duduk santai sambil menikmati segelas kopi, seperti biasa nonton ISL di ANTV. Terlepas dari pro kontra kompetisi mana yang sah, saya memang lebih menyukai nonton ISL dari pada IPL.Tim-tim yang bermain adalah tim-tim yang terbaik yang ada di Indonesia saat ini.

Sayangnya Minggu sore kemarin, pertandingan kurang seimbang jadi kurang menarik untuk ditonton. Tuan rumah Gresik United sebagai penghuni papan bawah mehgadapi tamunya, Sriwijaya FC yang saat ini menjadi pemuncak klasmen.

Akhirnya saya gonta-ganti chanel dan akhirnya saya panteng di JakTV. Judul acaranya adalah, "Suara Anak Negeri" yang dipandu oleh komedian Bedu. Sedangkan nara sumber adalah Ustadz Raihan Sabukhi. Acara itu menghadirkan bintang tamu mantan penyanyi cilik Tasya. Acara yang berlangsung Minggu, 10 Juni 2012 dimulai dari pukul 16.30 sampai dengan 17.30. Adapun tema yang diketengahkan adalah, "Senyum Bernilai Ibadah".

Sunday, June 03, 2012

Jangan Ragu Berbuat Baik

Saya dan kita semua barangkali sering kali mengalami keragu-raguan untuk berbuat baik. Kita tahu memungut paku yang ada di jalanan itu baik, tapi kita ragu untuk memungut paku itu dan membuangnya ke tempat yang aman. Kita tahu bahwa membantu dan menolong orang lain itu baik, tetapi kita selalu ragu untuk melakukannya.

Melihat paku-paku berserakan di jalanan, hati nurani kita ingin menyingkirkannya agar tidak mencelakaan pengendara. Namun rasa malu, gengsi atau masa bodoh menjadi penghalang niat untuk berbuat baik. Melihat rekan kerja memerlukan bantuan, rasa ingin membantu tentu ada. Namun, gengsi dan ketidak pedulian sering mengalahkan niat baik itu. “Ah, biarin aja itu urusan dia, ngapain amat”.

Saturday, June 02, 2012

Mengelola Emosi dan Perasaan

Sering saya merenung dan malu. Sudah setua ini kok saya masih mudah marah ya? Ketika menghadapi situasi yang tidak mengenakan, menjengkelkan, saya langsung naik pitam. Saya tahu dan sadar bahwa marah itu tidak baik, apa pun alasannya. Karena saya tahu bahwa setiap persoalan sesungguhnya bisa diselesaikan dan dibicarakan dengan cara yang baik. Jadi tidak perlu marah dalam menyikapi sebuah persoalan. Tapi kok, hingga hari ini saya belum bisa seperti itu. Saya sedih, prihatin dan malu. Saya belum tahu bagaimana caranya belajar mengelola emosi.

Karena itulah saya kagum terhadap orang-orang besar yang sangat piawai mengontrol dan mengelola emosi dan perasaannya. Salah satu contoh misalnya mantan presiden BJ Habibi. Ketika menyampaikan laporan pertanggung jawabannya sebagai presiden di dalam sidam umum MPR tahun 1999. Beberapa anggota DPR-MPR menghujat, mencaci dan menghina, namun Sang Profesor itu tetap santai bahkan tersenyum-senyum mendengarnya. Tidak ada rasa marah, kesal atau kecewa. Bahkan beliau tetap mengucapkan terima kasih. Ini sungguh luar biasa. Tidak semua orang bisa bersikap seperti itu.

Daftar Bupati Purbalingga

DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...