Tuesday, July 31, 2012

Ketika Saya tak Bisa Tidur

Jam sepuluh lewat sepuluh malam. Belum ada tanda-tanda ingin tidur. Bahkan nampaknya sebaliknya, malam mini saya akan sulit tidur. Berbagai persoalan menggelayut di atas jidat. Stress berat. Di bawa tiduran gelisah, coba membaca apalagi, nggak yeng. Nonton siaran langsung olimpiade pun gak ada minat. Padahal sebenarnya saya paling suka siaran langsung pertandingan olah raga. Apalagi Simon Santoso sedang main melawan pemain Austria. Tapi tidak juga hati ini tertarik. Pertanda ada masalah yang melanda diri ini. Rasanya ada batu kerikil yang nyangkut di hati ini.

Selain itu, hari ini badan juga sebenarnya kurang dari siang tadi. Perut terasa kembung di hari ke sebelas puasa.  Bagian kecil dari ujian di bulan penuh ampunan. Agar tidak keterusan, saya minta dikerik sama istri. Setelah itu saya minum obat anti masuk angin. Mencoba untuk tidur namun tumben mata ini terasa menantang. Padahal biasanya jam Sembilan saja mata sudah kriyep-kriyep. Apa boleh buat, tantangan saya ladeni. Sebagai lelaki pantang untuk menyerah begitu saja.

Thursday, July 26, 2012

Membaca Al Qur'an

Suatu kali saya bersama tiga orang teman ngobrol santai. Dua orang telah mendapat panggilan Allah untuk berumroh ke tanah suci. Satu orang mendapat jatah dari kantor lamanya, tempat dulu dia bekerja. Sedang yang satu orang lagi diberangkatkan oleh seorang pengusaha yang rutin menjadi donator panti tempat dia mengabdi. Sementara dua lainnya belum berkesempatan ke tanah suci, termasuk saya.

Siapa pun sebagai orang muslim tentu ingin berangkat ke tanah suci, baik umroh atau pun haji. Namun tidak sedikit orang-orang kecil seperti saya merasa berkecil hati untuk bisa ke tanah suci. Gaji pas-pasan untuk hidup sebulan, dari mana bisa menabung untuk berangkat haji?

Wednesday, July 25, 2012

Kiat Menulis dari Asma Nadia

Beberapa kiat menulis yang disampaikan oleh mbak Asma Nadia dalam acara Republika Ramadhan Fair (RRF) 2012 (Republika, 26 Juli 2012).
  • Musuh terbesar yang sering menghambat kita menulis adalah kurang kuatnya motivasi. Untuk memulai belajar menulis, maka harus diawali dengan motivasi. Penulis novel Islami itu memberikan kuncinya, yaitu buatlah tulisan yang membuat kita bahagia.
  • Kebiasaan menulis dalam suasana hati bagus dan inspirasi datang. Hal itu terjadi karena kita tidak memiliki alas an yang kuat mengapa kita harus menulis. Menulis itu membuat kita seakan abadi. Tulislah hal sederhana yang mampu membangkitkan semangat.
  • Konsistensi dan semangat dalam menulis novel pun harus berawal dari keputusan yang kuat sebelum mulai menulis. Jangan membuat novel atau tulisan yang membuat kita menyesal.
  • Saat menulis, seringkali menghadapi jalan buntu. Asma Nadia memberikan tipsnya, mulailah sandarkan diri pada Allah SWT. Percaya bahwa setelah kesulitan, pastilah Allah sertakan kemudahan sesudahnya.
Itulah beberapa point dari artikel berjudul, "Menulis Itu Membahagiakan," yang saya baca di koran Republika, Kamis, 26 Juli 2012.  Menurut saya kiat-kiat itu cukup penting bagi penulis atau calon penulis. Semoga bermanfaat.

Monday, July 23, 2012

Menulis Menebar Kebaikan

Selasa, 24 Juli 2012, adalah hari keempat kita melaksanakan ibadah puasa dan hari pertama masuk kerja di bulan Ramadhan. Enaknya sebagai karyawan sebuah sekolah swasta, setiap awal Ramadhan ada hari libur  dua hari. 

Tidak terasa, bulan Juli sudah berjalan 24 hari. Blog ini masih masih belum ter-update di bulan ini. Ada perasaan berhutang jika belum meng-update blog. Pasalnya, di awal tahun ini, saya telah berikrar akan senantiasa menga-update blog minimal tiga-empat tulisan setiap bulan. Syukur-syukur bisa lebih. Jadi, ada rasa keharusan untuk memposting tulisan di blog ini.

Di akhir bulan Juli ini yang bertepatan dengan awal puasa, adalah waktu yang baik untuk menulis. Banyak tercetus inspirasi menulis, terutama hal-hal terkait hal spiritual. Mungkin tentang hakekat makna dan manfaat puasa, tentang sholat tarawih yang senantiasa berjubel di awal Ramadhan, atau tentang ibadah-ibadah lain yang biasa dan sering dilakukan di bulan Puasa.

Pendek kata, Ramadhan memang bulan berkah. Selain sebagai waktu untuk berbuat berbagai kebaikan, saat yang tepat juga untuk menulis. Jika yang kita tulis adalah kebaikan dan bermanfaat bagi orang lain, maka itu bagian dari perbuatan yang baik. Mari menulis untuk menebar kebaikan. 

Daftar Bupati Purbalingga

DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...