Wednesday, December 26, 2012

Jangan Lupa Menulis!

Setiap hari kita pasti dan selalu membaca. Mulai dari Koran, Buku, Laporan, hingga membaca tanda-tanda alam. Membaca satu macam koran saja bisa berlembar-lembar, lebih dari dua puluh halaman. Belum lagi kalau kita membaca lebih dari satu macam koran. Berapa lembar halaman koran yang dibaca, silakan hitung sendiri. Itu belum termasuk membaca buku, laporan atau pekerjaan di kantor, dan beraram kejadian di sekitar kita. Tidak terkecuali tanda-tanda alam. Pendek kata, banyak yang kita baca setiap hari.
 
Karena setiap orang dikaruniai akal dan fikir, maka setelah membaca pastilah tercetus ide, gagasan dan pemikiran. Membaca berita banjir yang melanda Jakarta dan pemojokan Jokowi oleh berbagai pihak, memicu pendapat; “Ini bukan salah Jokowi. Dia baru menjabat beberapa bulan. Lagi pula, siapa pun gubernurnya, tidaklah mudah mengatasi berbagai persoalan di Ibu Kota”.
 
Begitu pun ketika membaca tentang ramalan Suku Maya yang sudah ramai sejak satu dua tahun lalu. Bahkan ada filmnya, 2012. Menurut suku yang berdiam di wilayah selatan Meksiko itu, tanggal 21 Desember 2012 lalu adalah hari terakhir kehidupan dunia. Artinya, kiamat akan terjadi di hari itu. Berita itu sudah pasti membuat semua orang merenung, berpikir dan bertanya-tanya.
 
Sambil membolak-balik koran yang memuat berita itu, seorang teman bertanya tentang kemungkinan kebenaran ramalan itu. Saya menjawab dengan keyakinan bahwa itu tidak mungkin benar. Alasannya, sebagai umat muslim kita sudah berkeyakinan bahwa kiamat itu sudah pasti akan terjadi. Namun soal waktu dan kapan, tak seorang pun tahu termasuk Nabi Muhammad SAW sekalipun. Soal siapa yang tahu kapan terjadinya kiamat? Hanya satu yang tahu, Dia Yang Maha Tahu, Allah SWT. Alhamdulillah, kita sudah melewati hari itu.
 
Jadi begitulah, setiap hari kita membaca namun seringkali hilang tanpa bekas. Mungkin hasil membaca hanya sekadar menjadi bahan obrolan. Tentu hal itu bagus karena akan berkembang berbagai pemikiran dan memperluas wawasan. Namun kalau hanya sekadar obrolan, biasanya akan mudah lenyap dan menguap. Agar berbagai hal yang kita baca dan obrolkan tidak hilang begitu saja, maka harus  ditulis. Karena itu, teruslah membaca namun jangan lupa, Menulis.
 
Salam Menulis.

Sunday, December 09, 2012

Pentingnya PSB Bagi Sekolah Swasta

Dalam pengelolaannya, sekolah swasta murni mengandalkan dana yang masuk dari para orang tua siswa. Karena itu, semakin banyak siswa, semakin besar dana yang bisa dihimpun. Semakin besar dana yang dihimpun, maka semakin mudah bagi sekolah swasta itu untuk berkembang.  Sebaliknya jika jumlah siswanya sedikit, maka akan semakin sulit sekolah itu untuk berkembang. Jangankan berkembang,  untuk bertahan hidup saja mungkin akan sulit. Telah banyak contoh di sekitar kita, sekolah-sekolah swasta yang terpaksa tutup karena hanya sedikit jumlah siswanya.

Tidak mengherankan jika akhirnya sekolah swasta selalu dihadapkan pada persoalan semakin ketatnya persaingan untuk mendapatkan siswa baru. Setiap tahun sekolah swasta harus menyiapkan strategi promosi untuk bisa menarik para orang tua siswa untuk mendaftarkan putra-putrinya. Sekolah swasta harus bersaing satu sama lain untuk memperebutkan siswa baru.

Jika kita perhatikan maka selalu ada trik-trik dan strategi baru yang diterapkan oleh sebuah sekolah swasta dalam berpromosi. Dulu, dalam berpromosi mungkin hanya cukup menyebar brosur dan memasang spanduk di tempat-tempat strategis. Untuk sekarang itu saja tidak cukup. Banyak sekolah swasta yang rutin mengadakan berbagai lomba dan kegiatan setiap tahun menjelang penerimaan siswa baru. Tujuan dari pelaksanaan lomba dan berbagai kegiatan itu tak lain adalah untuk berpromosi.  

Saturday, December 08, 2012

Pecinta Bola, Betapa Dimanja

Di musim kompetisi 2012/2013 liga-liga Eropa, para pecinta sepak bola Indonesia begitu dimanja. Beberapa stasiun televisi swasta berlomba-lomba memikat pemirsa dengan tayangan yang memang banyak penggemarnya ini. RCTI dan SCTV dengan Liga Champion, UEFAdan Friendly Macth, Global TV dan MNCTV dengan Liga Inggris, Trans7 dengan Liga Spanyol, Indosiar dengan Liga Jerman, TVRI dengan Liga Italia, B Chanel dengan Liga Prancis, TVOne dan ANTV dengan Pra Piala Dunia.

Tak dapat dipungkiri, olah raga sepak bola memang menjadi tontonan yang paling popular di planet bumi ini. Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah penggemar sepak bola yang sangat besar. Jika dilihat dari kacamata marketing, hal itu adalah sebuah potensi pasar yang sangat menjanjikan. Maka sangat beralasan jika para pengelola stasiun televisi swasta berlomba-lomba merebut “kue” pasar yang menggiurkan itu.

RCTI boleh punya sinetron sebagai tayangan unggulan, SCTV punya InBox sebagai acara primadona, TVOne punya Indonesia Lawyer Club, Metrotv punya Kick Andy, Trans 7 punya OVJ, Trans TV juga punya Tahan Tawa atau Indonesia Mencari Bakat. Namun, betapa pun menariknya acara-acara itu, penontonnya hanya orang-orang tertentu saja yang memang menyukainya. Tayangan sepak bola tentu lain cerita. Sebuah acara yang memiliki penggemar dalam jumlah besar dan bersifat universal, itulah sepak bola.

Wednesday, December 05, 2012

Dua Hari Tanpa Koran

Bagi saya, membaca koran adalah bagian dari rutinitas harian. Sebelum memulai kerja,  saat istirahat atau seusai jam kerja, saya sempatkan membaca koran. Walau terkadang yang saya baca hanya judul-judul beritanya saja mengingat keterbatasan waktu. Belum lagi koran yang saya baca adalah inventaris kantor, sehingga harus rela dan sabar bergantian.

Dua hari ini, Rabu dan Kamis, 5 dan 6 Desember 2012 saya tak menemukan koran itu di kantor. Saya cari hingga sore selepas jam kerja, tak juga saya temukan batang hidungnya. Hari ini, Kamis, 6 Desember 2012 saya mencari di perpustakaan sekolah, saya temukan koran Republika hari kemarin. Karena belum baca, saya ambil dan saya taruh di meja kerja saya. Selepas solat Dhuha, koran itu lenyap tak tahu rimbanya. Hadeuh, dua hari ini koran (Republika) kok mudah sekali lenyap yah?

Sebagai orang yang tak bisa melewati hari tanpa koran, saya terus penasaran. Tapi saya segera ambil solusi. Saya telepon Pak Saryadi, tukang loper koran langganan kantor. "Assalamu'alaikum Pak Saryadi. Saya Badiyo dari Al Syukro. Mulai besok saya mau langganan koran Seputar Indonesia (Sindo) Pak!",


Daftar Bupati Purbalingga

DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...