Tuesday, December 08, 2009
MENGAPA INDONESIA KALAH DARI LAOS?
Kalah 0-2 melawan Laos adalah berita buruk yang mengherankan sekaligus sulit diterima dan dimengerti seluruh pecinta bola di tanah air. Tapi itulah kenyataan yang terjadi. Timnas U-23 Indonesia di laga kedua di SEA Games ke-25 Laos di luar dugaan dikalahkan tim anak bawang Laos 0-2.
Di laga sebelumnya, Indonesia hanya mampu bermain imbang 2-2 melawan Singapura. Peluang lolos ke semi final yang ditargetkan PSSI pun semakin tipis kalau tidak boleh dibilang pupus. Pasalnya, selain harus memenangkan laga terkahir melawan Myanmar, Indonesia juga tergantung pertandingan antara Laos melawan Singapura. Jika Indonesia menang lawan Myanmar dan Laos menang telak lawan Singapura, nasib Garuda Muda mungkin masih bisa tertolong. Namun jika Indonesia menang sementara Singapura dan Laos bermain imbang, kemenangan Indonesia akan menjadi sia-sia. Apalagi jika Indonesia kalah lawan Myanmar, praktis peluang Indonesia ke semi final akan tertutup rapat. Lebih dari itu, Indonesia akan menempati juru kunci grup B. Itu artinya bencana besar bagi dunia sepak bola di tanah air. Evaluasi total dan mencari solusi harus segera dilakukan PSSI.
Sayang tidak ada siaran langsung pertandingan itu sehingga kita tidak bisa menganalisa kenapa Tony Sucipto dan kawan-kawan sampai kalah lawan Laos. Namun pengamatan pribadi saya terhadap persepak bolaan Indonesia dari tahun 80-an hingga sekarang adalah bahwa kelemahan sepak bola Indonesia umumnya pada faktor mental dan stamina. Sementara dari teknik dan skil menurut saya para pemain Indonesia tidak kalah dari pemain negara lain. Bahkan kalau boleh dibilang, Indonesia banyak memiliki pemain yang memiliki skil yang luar biasa seperti Boaz Solossa. Teknik juga tidak kalah dari pemain luar karena teknik itu bisa dipelajari oleh para pemain Indonesia.
Khusus kekalahan Indonesia 0-2 dari Laos di SEA Games ke-25 menurut saya adalah akibat faktor buruknya mental para pemain. Karena dari segi teknik dan skil, Indonesia bisa dibilang satu level diatas Laos. Faktor stamina juga bukan penyebab kekalahan itu karena Laos bukanlah negara yang memiliki pemain dengan kekuatan fisik dan speed yang tinggi semacan Korea dan Jepang.
Lantas bagaimana solusi bagi Timnas Indonesia untuk meningkatkan prestasi di masa yang akan datang?. Tentu kelemahan-kelemahan itu yang harus segera diperbaiki.
Faktor Stamina
Kelemahan stamina para pemain Indonesia akan sangat mudah terlihat jika Indonesia berhadapan dengan tim-tim yang bermain cepat seperti dari Asia Timur macam Korea, Jepang, dan China. Biasanya pemain Indonesia hanya bisa mengimbangi mereka di babak pertama. Di babak kedua, sering kali Indonesia akan menjadi bulan-bulanan karena lawan terus menggedor sementara para pemain Indonesia sudah ngos-ngosan. Oleh karena itu, masalah stamina ini harus diperbaiki. Pelatih kepala bekerja sama dengan dokter tim dan juga pelatih khusus fisik bisa menangani hal ini.
Faktor Mental
Timnas Indonesia baik senior maupun yunior sering mengalami demam pangung dan over-confident. Saat pertandingan berjalan dan kondisi buruk terjadi di lapangan, memang agak sulit membedakan antara keduanya. Demam panggung sering melanda para pemain Indonesia terutama pada pertandingan-pertandingan pertama. Dalam kondisi demikian, skema permainan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Para pemain sering melakukan kesalahan-kesalahan mendasar seperti kontrol bola yang kurang baik, umpan tidak akurat dan lain sebagainya.
Sementara over-confident atau percaya diri yang berlebihan juga kerap melanda para pemain Indonesia jika berhadapan dengan tim-tim lemah yang di atas kertas akan mudah dikalahkan. Akibatnya para pemain terlihat sangat santai dan tidak serius memainkan bola. Kondisi seperti ini tentu tidak baik karena permainan tidak akan berkembang. Sebaliknya, tim lawan akan memanfaatkan kondisi itu untuk mencuri gol. Hal seperti ini sudah sering terjadi. Bukannya kemenangan besar dan mudah diraih. Bisa jadi kemenangan pun akan sulit digapai, bahkan mungkin kekalahan yang diterima.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah mental tersebut adalah dengan menambah jam terbang dengan memperbanyak laga uji coba. Uji coba yang berdampak pada perbaikan mental para pemain terutama laga uji coba melawan timnas dari negara lain. Jika bertanding melawan timnas negara lain, suasana pertandingan seperti di pertandingan resmi sebuah turnamen. Teror penonton tim lawan, wasit yang memimpin pertandingan, dan juga suasana pertandingan di lapangan akan menjadi pelajaran tersendiri bagi para pemain. Rasa nasionalisme para pemain juga akan semakin tumbuh dan kuat. Maka, semakin sering melakukan laga uji coba melawan tim nasional negara lain, kualitas mental para pemain akan semakin baik.
Sebaliknya, jika uji coba dilakukan dengan klub baik lokal maupun negara lain, dampaknya akan kurang. Tidak akan ada teror penonton yang kuat, wasit dan suasana di lapangan akan tampak seperti pertandingan biasa, bukan turnamen resmi. Dalam uji coba semacam ini, rasa nasionalisme pun rasanya tidak terlalu perlu dimunculkan. Toh ini cuma pertandingan uji coba. Akibatnya, tidak akan mampu atau kurang bisa untuk memperbaiki mental para pemain.
Jadi seharusnya Timnas Indonesia baik senior maupun yunior harus sering melakukan uji coba melawan Timnas negara lain. Ini memang menjadi tugas PSSI. Belakangan, PSSI sering sekali membatalkan laga uji coba melawan negara lain dengan berbagai alasan. Alasan yang klise dan sering dilontarkan adalah minimnya biaya untuk bisa menggelar laga uji coba. Kita sebagai pecinta bola tanah air tentu maklum dengan kondisi ini karena memang biaya untuk menggelar laga uji coba apalagi dengan timnas luar negeri tidaklah sedikit. Namun, jika ingin Timnas Indonesia bisa berbicara di kancah persepak bolaan internasional, minimal di tingkat Asia Tenggara, tidak ada jalan lain. Berapa pun biaya yang harus ditanggung untuk menggelar laga uji coba, PSSI harus mengupayakannya.
Bravo Sepak Bola Indonesia!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Daftar Bupati Purbalingga
DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...
-
Dulu, sekian tahun yang lalu di rumah masih ada Kompor yang berbahan bakar minyak tanah. Untuk keperluan masak memasak, istri menggunakan...
-
“Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda”, begitu tagline sebuah iklan parfum yang pernah nongol di televisi beberapa ta...
-
Sejarah Purbalingga: Ki Tepus Rumput Foto: Makam Medang (Dok. arifsae.com) Sejarah Purbalingga dimulai dari masa kerajaan Pajang pa...
No comments:
Post a Comment