Wednesday, March 25, 2020

Hantu Corona dari Wuhan



Wabah virus corona baru terus menghantui. Sejak ditemukan pertama kali akhir Desember 2019, jumlah orang yang terinfeksi virus tersebut terus bertambah. Per 15 Januari 2020, Tiongkok mengkonfirmasi bahwa orang yang telah terinfeksi virus corona baru berjumlah 14 orang. Jumlah itu terus bertambah bahkan lonjakannya begitu tinggi. Pada penguhujung bulan Januari 2020, Tiongkok mengkonfirmasi bahwa jumlah orang yang terinfeksi sebanyak 5.806 orang dan 213 diantaranya meninggal dunia.

Mencermati perkembangan kasus virus corona baru yang semakin mengkhawatirkan, pemerintah Tiongkok bertindak cepat. Kota Wuhan dan beberapa kota di sekitarnya diisolasi. Tiongkok melarang semua warga untuk keluar dan masuk ke kota tersebut. Semua warga yang tinggal di kota itu, khususnya Wuhan terjebak. Tidak bisa ke mana-mana. Tak terkecuali warga negara asing yang tinggal di sana. Warga Amerika Serikat, Jepang, Korea selatan, termasuk juga warga negara Indonesia.

Kondisi tersebut membuat negara-negara yang memiliki warga negara yang tinggal di sana cemas. Mereka ingin mengevakuasi warga negaranya untuk keluar dari kota Wuhan. Namun itu tidak mudah karena sudah ada larangan pemerintah Tiongkok untuk keluar masuk dari dan ke Wuhan  

Namun larangan Tiongkok tak membuat negara-negara itu berhenti mengupayakan evakuasi warga negaranya. Setelah melakukan komunikasi, Jepang akhirnya bisa mengevakuasi warganya 29 Januari 2020.  Ada sekitar 650 warga Jepang di Wuhan yang ingin pulang. 

Sehari berikutnya giliran Amerika Serikat berhasil mengevakuasi 200 warganya keluar dari kota Wuhan. Kemudian Korea Selatan tidak mau ketinggalan. Melalui dua kali penerbangan, Korea Selatan juga berhasil mengevakuasi 700 warganya dari ibu kota propinsi Hubei itu.

Sementara Indonesia masih ketar-ketir dan was-was karena 245 warganya masih terjebak di Wuhan. Pemerintah Indonesia melalui KBRI di Tiongkok terus memantau kondisi para WNI di Wuhan yang kebanyakan adalah para mahasiswa. Pemerintah Indonesia memastikan agar kondisi kesehatan para WNI di Wuhan tetap baik. Pemerintah juga memastikan agar ketersediaan logistik bagi mereka mengingat mereka tidak bisa keluar dari asrama.

Setelah melakukan komunikasi beberapa kali antara pemerintah Indonesia dengan Tiongkok, maka akhirnya Tiongkok mengizinkan Indonesia untuk mengevakuasi warganya. Selain mengizinkan,Tiongkok juga siap memfasilitasi kepulangan WNI dari Wuhan. Pemerintah Indonesia menyewa pesawat Batik Air berjenis Airbus 330-300 milik maskapai Lion Air Group. 

Pesawat Batik Air berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu 1 Februari 2020 pukul 06.00 WIB dan diperkirakan tiba di Wuhan pukul 12.00 waktu setempat. Dari 245 WNI akhirnya hanya 238 yang bisa dievakuasi. Tiga WNI dinyatakan dalam kondisi sakit jadi tidak memenuhi syarat protokol dari pemerintah Tiongkok untuk bisa dievakuasi. Sedangkan sisanya memilih  untuk tetap tinggal di Wuhan.

Minggu, 2 Februari 2020 pukul 14.00 WIB pesawat Batik Air tiba di Bandara Hang Nadim Batam. Saat turun, seluruh penumpang disemprot dengan disinfektan. Para WNI tersebut kemudian dipindahkan ke pesawat milik TNI AU untuk kemudian diterbangkan ke kepulauan Natuna. 

Di pulau Natuna, para WNI tersebut akan menjalani karantina selama 14 hari. Usai dikarantina, mereka diperiksa kondisi kesehatannya untuk kemudian diterbangkan ke Bandara Haim Perdana Kusuma Jakarta.  Setelah itu, mereka diizinkan untuk pulang ke rumah masing-masing

Referensi: dari berbagai sumber

Tuesday, March 24, 2020

Wabah Virus Corona Baru


Awal tahun 2020, dunia disibukan dengan wabah virus corona. Virus itu muncul pertama kali di kota Wuhan, ibukota propinsi di daratan Tiongkok. Pada 31 Desember 2019, pejabat kesehatan Tiongkok pertama kali melaporkan munculnya beberapa kasus pneumonia. Saat itu belum diketahui virus penyebabnya. Namun jika melihat gejalanya, diduga penyebabnya adalah virus SARS.

Pada tanggal 5 Januari 2020, pejabat kesehatan Tiongkok menyatakan bahwa penyebab pneumonia itu bukan virus SARS. Dua hari berikutnya, pada 7 Januari 2020 pejabat kesehatan Tiongkok baru bisa memastikan bahwa penyebab pneumonia itu adalah virus baru dari keluarga corona. Virus itu diberi nama 2019-nCoV. Keluarga virus corona juga menyebabkan SARS dan flu biasa. Virus itu menyebar melalui batuk, bersin, atau menyentuh orang yang terinveksi.

Tanggal 10 Januari 2020, Tiongkok mengkonfirmasi jumlah pasien positif virus corona baru sebanyak 44 orang. Selain jumlah orang yang terinfeksi terus bertambah di Tiongkok, virus itu juga telah menyebar ke berbagai negara. Beberana negara itu adalah Hongkong, Singapura, Thailand, Vietnam, Jepang, Korea Selatan dan Iran.

Di penghujung Januari, Tiongkok mengonfirmasi jumlah orang terinfeksi sebanyak 9.096 orang dan 213 orang diantaranya meninggal dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian darurat global atas wabah patogen mematikan  yang telah menyebar ke berbagai negara itu.

Sebelumnya WHO sempat meremehkan ancaman virus corona baru ini. Namun Badan Kesehatan Dunia itu merevisi penilaian tersebut setelah membicarakan krisis tersebut pada Kamis (30/1-2020).

"Kita semua harus bertindak bersama sekarang untuk membatasi penyebaran lebih lanjut. Kita hanya bisa menghentikannya bersama," kata Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pengarahan di Jenewa, seperti dikutip Reuters.

Namun saat itu Ghebreyesus mengatakan tidak perlu untuk membatasi perjalanan dan perdagangan dengan Tiongkok untuk membendung penyebaran virus tersebut. Saat itu sudah terkonfirmasi bahwa virus corona baru telah menyebar di lebih dari 15 negara.

Banyak negara telah mendesak warganya tidak mengunjungi Tiongkok untuk sementara waktu. Beberapa negara juga telah melarang wisatawan dari kota Wuhan, ibukota propinsi Hubei, tempat di mana virus corona baru itu pertama kali muncul.

Virus corona baru mirip dengan patogen Sindrom pernafasan Akut parah atau Severe Acute Respiratory Symdrome (SARS). Wabah SARS yang muncul pada tahun 2002-2003 juga berasal dari Tiongkok. Saat itu, wabah SARS membunuh hampir 800 orang di seluruh dunia.

Tingkat penyebarannya yang begitu tinggi membuat seluruh masyarakat dunia waspada dan berhati-hati terhadap virus corona baru ini. Menurut para ahli, penyebaran virus corona baru ini melalu tetesan kecil yang keluar dari hidung atau mulut penderita.

Jika orang yang terinfeksi virus ini batuk atau bersin, maka droplet atau cairan yang keluar dari hidung atau mulut bisa menempel di berbagai benda. Jika itu disentuh dengan tangan kemudian orang itu mengusap mata, hidunt atau mulut, maka dia akan tertular. 

Karena itu agar tidak tertular, orang harus  berhati-hati dengan menjaga jarak dengan penderita. Harus sering mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer. Penderita juga diharuskan menggunakan masker sehingga tidak menularkan virus ke orang lain yang sehat.

Referensi: berbagai sumber
Foto: Kompas.com

Daftar Bupati Purbalingga

DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...