Awal tahun 2020, dunia disibukan dengan wabah virus corona. Virus itu muncul pertama kali di kota Wuhan, ibukota propinsi di daratan Tiongkok. Pada 31 Desember 2019, pejabat kesehatan Tiongkok pertama kali melaporkan munculnya beberapa kasus pneumonia. Saat itu belum diketahui virus penyebabnya. Namun jika melihat gejalanya, diduga penyebabnya adalah virus SARS.
Pada tanggal 5 Januari 2020, pejabat kesehatan Tiongkok menyatakan bahwa penyebab pneumonia itu bukan virus SARS. Dua hari berikutnya, pada 7 Januari 2020 pejabat kesehatan Tiongkok baru bisa memastikan bahwa penyebab pneumonia itu adalah virus baru dari keluarga corona. Virus itu diberi nama 2019-nCoV. Keluarga virus corona juga menyebabkan SARS dan flu biasa. Virus itu menyebar melalui batuk, bersin, atau menyentuh orang yang terinveksi.
Tanggal 10 Januari 2020, Tiongkok mengkonfirmasi jumlah pasien positif virus corona baru sebanyak 44 orang. Selain jumlah orang yang terinfeksi terus bertambah di Tiongkok, virus itu juga telah menyebar ke berbagai negara. Beberana negara itu adalah Hongkong, Singapura, Thailand, Vietnam, Jepang, Korea Selatan dan Iran.
Di penghujung Januari, Tiongkok mengonfirmasi jumlah orang terinfeksi sebanyak 9.096 orang dan 213 orang diantaranya meninggal dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian darurat global atas wabah patogen mematikan yang telah menyebar ke berbagai negara itu.
Sebelumnya WHO sempat meremehkan ancaman virus corona baru ini. Namun Badan Kesehatan Dunia itu merevisi penilaian tersebut setelah membicarakan krisis tersebut pada Kamis (30/1-2020).
"Kita semua harus bertindak bersama sekarang untuk membatasi penyebaran lebih lanjut. Kita hanya bisa menghentikannya bersama," kata Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pengarahan di Jenewa, seperti dikutip Reuters.
Namun saat itu Ghebreyesus mengatakan tidak perlu untuk membatasi perjalanan dan perdagangan dengan Tiongkok untuk membendung penyebaran virus tersebut. Saat itu sudah terkonfirmasi bahwa virus corona baru telah menyebar di lebih dari 15 negara.
Banyak negara telah mendesak warganya tidak mengunjungi Tiongkok untuk sementara waktu. Beberapa negara juga telah melarang wisatawan dari kota Wuhan, ibukota propinsi Hubei, tempat di mana virus corona baru itu pertama kali muncul.
Virus corona baru mirip dengan patogen Sindrom pernafasan Akut parah atau Severe Acute Respiratory Symdrome (SARS). Wabah SARS yang muncul pada tahun 2002-2003 juga berasal dari Tiongkok. Saat itu, wabah SARS membunuh hampir 800 orang di seluruh dunia.
Tingkat penyebarannya yang begitu tinggi membuat seluruh masyarakat dunia waspada dan berhati-hati terhadap virus corona baru ini. Menurut para ahli, penyebaran virus corona baru ini melalu tetesan kecil yang keluar dari hidung atau mulut penderita.
Jika orang yang terinfeksi virus ini batuk atau bersin, maka droplet atau cairan yang keluar dari hidung atau mulut bisa menempel di berbagai benda. Jika itu disentuh dengan tangan kemudian orang itu mengusap mata, hidunt atau mulut, maka dia akan tertular.
Karena itu agar tidak tertular, orang harus berhati-hati dengan menjaga jarak dengan penderita. Harus sering mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer. Penderita juga diharuskan menggunakan masker sehingga tidak menularkan virus ke orang lain yang sehat.
Referensi: berbagai sumber
Foto: Kompas.com
No comments:
Post a Comment