Menjadi sopir
jemputan sepintas tampaknya pekerjaan ringan dan gampang. Namun sesungguhnya
pekerjaan itu tidaklah mudah dan ringan. Terlebih sopir antar jemput anak-anak
TK. Bukan cuma sekadar rmengantar dan menjemput namun perlu bimbingan dan
pelayanan. Selain perlu ketelatenan dan
juga ekstra kesabaran.
Tanpa
keikhlasan pekerjaan itu akan terasa
berat. Itulah yang dilakukan Pak Cecep, sopir jemputan TK Islam Al Syukro
Universal Ciputat. Bahkan Pak Cecep
melakukan pekerjaan itu dengan riang gembira. Anak-anak TK yang ikut jemputannya,
dia perlakukan dengan penuh kasih sayang layaknya cucunya sendiri.
Di
lingkungan tempat kerjanya di Perguruan Islam Al Syukro Universal Ciputat,
Pak Cecep bukanlah sosok yang asing.
Cecep Syahril nama lengkapnya, dikenal sebagai sosok yang ramah
dan ringan tangan.
Dia tak segan-segan mengerjakan pekerjaan yang bukan
tanggung jawabnya seperti membersihkan sampah dan lain-lain. Ia juga suka membaca koran saat ada waktu senggang.
Usianya memang sudah tidak muda lagi. namun semangatnya tak perlu diragukan lagi. Baginya, usia bukan halangan untuk mengabdi. Demi kelancaran pekerjaannya, dia sudah
sampai di kantor jam setengah
enam. Setelah
memanaskan mobil dan mempersiapkan segala sesuatunya, Pak Cecep meluncurkan APV
warna silver pada jam enam pagi. Begitu rutinitas yang ia lakukan setiap hari,
Senin hingga Jum’at.
Selain
rajin bekerja, Pak Cecep juga dikenal sebagai orang yang rajin ibadah. Sesibuk
apa pun pekerjaan, ia tak pernah lalai melaksanakan solat Dzuhur dan Ashar
berjamaah. Bahkan sebelum waktu solat tiba, Pak Cecep sudah berada di Masjid
Nururahman, masjid yang berada di belakang kantor, tempat ia bekerja. Tak
jarang ia pula yang memimpin sholat Dzuhur dan Ashar berjamaah di masjid itu.
Sebelum bekerja sebagai sopir jemputan di Sekolah Islam Al Syukro, dia pernah bekerja sebagai sopir di PTPN VIII wilayah Jawa Barat dan Banten. Banyak pengalaman yang dia dapatkan saat bekerja di salah satu BUMN milik pemerintah di bidang perkebunan itu.
Masuk
PTPN tahun 1970 dengan status Non Staf (NS),
Pak Cecep bekerja di bagian umum
yang tugasnya antara lain mengontrol perkebunan dan menjaga keamanan. Ia hanya bertahan lima
tahun melakoni pekerjaan itu. Karena ada perselisihan dan ketidakcocokan, Pak
Cecep memilih mengundurkan diri pada tahun 1975.
Setelah itu Pak
Cecep bekerja sebagai driver di
perusahaan lain, sebuah perusahaan
swasta. Ketekunan,
keuletan dan kerajinannya bekera membuat dia sangat
disenangi atasannya. Semua tugas yang diberikan atasan selalu dikerjakan dengan
tuntas dan baik.
Suatu ketika di
tahun 1980, dia bertemu salah seorang direksi PTPN VIII tempat dia bekerja
sebelumnya. Setelah berbincang dan menanyakan kabar, direksi itu mengajak Pak
Cecep untuk kembali bekerja di PTPN. Pak Cecep menerima tawaran itu dan
menyanggupinya. Jadilah Pak Cecep bekerja kembali di PTPN sebagai driver khusus
direksi. Pak
Cecep mengabdi di PTPN VIII Bandung hingga masa pensiun tiba tahun 2002.
Setelah pensiun, Pak Cecep tidak mau
ongkang-ongkang kaki di rumah. Semangatnya yang tinggi membuatnya mencari
pekerjaan lagi. Ia menjadi sopir salah satu armada jemputan SD Islam Al
Syukro milik
Ibu Monica Sri Asih. Mobil yang Pak
Cecep bawa yait L-300. Pekerjaan itu ia
lakoni sejak tahun 2001 hingga 2006.
Setahun
berikutnya ia mencoba melamar pekerjaan sebagai driver jemputan siswa khusus TK
Islam Al Syukro. Alhamdulillah diterima. Pak Cecep bekerja sebagai driver TK Islam Al Syukro sejak Oktober 2007. Pada tahun 2012 Pak Cecep mendapat kesempatan untuk ibadah Umroh, fasilitas dari kantor PTPN. Itulah sosok Pak Cecep, salah satu karyawan senior di Perguruan Islam Al Syukro Universal Ciputat Tangerang Selatan.
Mampir Pak, baca postingan Profilnya...
ReplyDeleteTerima kasih Mas Ahmed Tsar Blezinky, sudah berkenan mampir ....
ReplyDelete