Meski banyak orang mengatakan bahwa menulis itu mudah, saya punya pendapat sebaliknya. Mungkin mereka yang mengatakan menulis itu mudah karena sudah terbukti menghasilkan banyak karya yang berkualitas. Jadi tidak salah mereka mengatakan demikian. Saya yang karyanya bisa dihitung dengan jari, itu pun asal tulis, ya harus jujur bahwa menulis itu tidak mudah. Tidak mungkin saya harus berbohong demi menutupi rasa malu sehingga harus mengatakan menulis mudah.
Dengan kejujuran inilah saya justru merasa termotivasi untuk terus mencoba dan mencoba menulis. Saya punya akun blog pribadi di blogspot, wordpres dan kompasiana yang senantiasa menununggu untuk di-update. Silakan tengok, namun jangan heran kalau mereka seperti rumah yang tidak terawatt. Terbengkalai, begitulah. Karena itu, dengan sisa-sisa energi usai pulang kerja, saya paksa untuk menulis. Tak ada cara lain untuk bisa produktif menulis, kecuali dengan cara menulis. Menulis apa saja, termasuk menulis tulisan ini.
Usai sholat maghrib dilanjut membaca beberapa ayat suci Al Qur’an, saya langsung nyalakan laptop. Sambil gonta-ganti chanel antara MetroTV dan TV-One, saya paksa diri untuk menulis. Perdebatan seru antara Leo Nababan versus Fadel Mohammad di MetroTV sedikit mengganggu konsentrasi. Kedua kader Golkar tersebut bersikeras bahwa Golkar versinyalah yang paling benar dan sah. Ditambah analisis Hanta Yuda sebagai pengamat politik muda yang cemerlang. Acara yang dipandu Indra Maulana tak pelak menyita perhatian saya sehingga aktifitas menulis terhenti sejenak.
Ketika acara Bincang Metro Petang usai, saya pun segera mengganti chanel ke RCTI. Ternyata Tukan Bubur Naik Haji sudah dimulai. Demi untuk menyaksikan Bapak Drs. Suparno Debong alias Pak Debong, saya pun harus mengakhiri tulisan ini. Selamat malam dan salam menulis.
No comments:
Post a Comment