Saturday, October 19, 2019

eSwatini, Siapa Dia?



Beberapa hari belakangan, tayangan televisi dipenuhi dengan berita persiapan pelantikan Presiden dan wakil Presiden tanggal 20 Oktober 2019. Dalam sebuah tayangan berita memperlihatkan  mobil-mobil mewah.  Kabarnya mobil-mobil mewah tersebut akan digunakan untuk mengantar tamu-tamu perwakilan negara asing yang menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden. Satu diantara mobil mewah tersebut bertuliskan eSwatini.

Karena saya fokus pada tayangan dan kurang menyimak narasi yang dibacakan presentir,  saya sempat berpikir Eswatini itu nama orang. Ya, maklum, saat sekolah dasar (SD) saya pernah punya teman bernama Wartini. Saya kira eSwatini itu masih saudara dengan Wartini atau siapanya gitu.
Penasaran siapa itu Eswatini saya biasa tanya ke uwa google. Ternyata Eswatini adalah sebuah negara yang berbentuk kerajaan yang dulu bernama Swazi atau Swaziland. Owh, dari tadi kek bilang kalau eSwatini itu Swziland.

Bicara Swaziland, saya kembali lagi cerita saat saya kelas 6 SD, tepatnya SDN Kembangan 1, kecamatan Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah. Saat itu, teman saya yang bernama Wartini adalah menjadi kembang kelas, bukan bintang kelas ya. Seperti apa cantiknya Wartini sehingga menjadi idola dan bagaimana suasana memperebutkan simpatinya, insya Allah diceritakan di lain waktu ya, hehe. Kali ini saya akan cerita dulu soal saudara kembarnya, yakni eSwatini.

Seperti pernah saya cerita di kesempatan lain, saya ini paling senang dengan pelajaran Ilmu Bumi, yang kemudian diganti menjadi geografi. Saya senang belajar peta dan juga suka menghafal nama-nama negara berikut ibukotanya. Mulai dari negara-negara di benua Asia, Eropa, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam menghafal nama-nama negara dan ibukota, saya merasa paling sulit adalah nama-nama negara dan ibukota dari benua Afrika.

Dalam menghafal, tentu saya mulai dari atas ke bawah, atau dari utara ke selatan. Mulai dari Mesir, Libya, Tunisia, Aljazair dan Maroko. Tidak perlu saya sebutkan, nama ibu kota negara Afrika Bagian Utara ini gampang dihafal. Saya yakin pembaca juga hafal. Setalah itu turun ke bawah, saya mulai merasa kesulitan menghafal. Makin ke bawah atau ke Afrika Bagian Tengah semakin sulit dihafal. Kalau Afrika Tengah bagian timur ada lah yang hafal sedikit semisal Ethiopia, Somalia, Uganda, Tanzania dan Kenya. Selebihnya gak hafal.

Memasuki ujung bawah benua Afrina alias Afrika bagian selatan, sarua keneh. Sulit dihafal. Yang paling saya hafal adalah ibukota Afrika Selatan. Saat saya kelas 6 SD, ibukota Afrika Selatan hanya satu yakni Pretoria. Loh kok hanya satu, memang sekarang? Nah ini dia, saya juga baru tahu. Ternyata Afrika Selatan kini punya tiga ibu kota, yakni Pretoria sebagai ibukota eksekutif, Cape Town sebagai ibu kota legislatif dan Bloemfontein sebagai ibukota yudikatif.

Selain Afrika Selatan, ada beberapa negara yang agak sedikit gampang dihafal karena pengucapannya. Mozambiq ibukota Maputo, Lesoto ibukotanya Maseru dan Swaziland ibukota Mbabane. Menurut saya sebagai orang Jawa, pengucapan ketiga negara di Afrika bagian selatan beserta ibukotanya itu berasa Jawa, hehe. Termasuk ketika nama Swaziland itu berubah atau punya nama lain eSwatini, ya kedengarannya Jawa. 

Makanya saya sempat mengira kalau eSwatini itu saudara kembarnya Wartini, hehe. Satu lagi yang perlu diketahui, raja eSwatini bernama Mswati, tepatnya Mswati III. Tapi ingat ya, Mswati, bukan Miswati, hehehe.

Selamat Malam Minggu, Selamat Berakhir Pekan, Salam Damai

Sumber Gambar: Geologinesia.com 

Gg. Mandor Ciputat
19 Oktober 2019

No comments:

Post a Comment

Daftar Bupati Purbalingga

DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...