Sunday, June 20, 2010

Afrika Selatan, dari Jabulani Hingga Vuvuzela

Afrika Selatan, negeri yang pernah dikutuk dunia karena menerapkan politik apartheid akhirnya mampu menyelenggarakan Piala Dunia 2010. Meski sebelumnya banyak pihak yang meragukan terutama dari segi keamanan dan transportasi. Bertempat di stadion Soccer City, Johannesburg, Piala Dunia 2010 resmi dimulai tanggal 11 Juni 2010 yang lalu. Hajatan sepak bola terbesar di dunia itu akan berlangsung selama satu bulan penuh hingga 11 Juli 2010 mendatang. 

Selama sebulan inilah para pecinta sepak bola di seluruh dunia akan dimanjakan dengan penampilan-penampilan eksotis dari 32 tim peserta putaran final piala dunia. Selama putaran final piala dunia digelar, para pecandu bola akan senantiasa memelototi layar kaca.  Anton Sanjoyo, seorang pengamat sepak bola menyebutnya sebagai bulan keramat pecandu sepak bola.  Sepak bola mampu menyihir separuh lebih penduduk dunia. Itulah sepak bola.

Ketika putaran final Piala Dunia sedang digelar, perhatian dunia mengarah ke Afrika Selatan, tempat berlangsungnya pesta tersebut. Afrika Selatan pantas berbangga karena telah mampu mencatatkan diri dalam sejarah sebagai negara di Benua Afrika pertama yang menjadi tuan rumah piala dunia. Dengan segala keterbatasan, negeri di ujung selatan benua hitam itu mampu menggelar pesta sepak bola terakbar di dunia.

Berbagai hal khas Afrika pun menjadi berita sehari-hari yang kita lihat dan dengar. Mulai dari Jabulani, Waka Waka, hingga Vuvuzela. Jabulani adalah bola resmi yang digunakan pada piala dunia 2010. Jabulani menurut bahasa suku Zulu, Afrika berarti merayakan atau pesta. Bola tersebut diresmikan oleh Presiden FIFA, Sepp Blatter, 4 Desember 2009 di Cape Town. Setelah beberapa pertandingan dilangsungkan, banyak yang mengeluh tentang kualitas bola ini. Bola buatan Adisas ini menjadi kambing hitam atas minimnya gol yang terjadi dan blunder beberapa penjaga gawang. Apa pun alasannya, bola tersebut sudah secara resmi ditetapkan oleh FIFA.

Waka-Waka (This Time for Africa) adalah theme song Piala Dunia 2010 yang dirilis oleh Shakira, artis cantik asal Kolombia. Lagu dengan nuansa etnis Afrika itu hampir setiap hari berkumandang, baik di stasiun-stasiun radio maupun televisi. Sajian-sajian berita seputar piala dunia, selalu diiringi oleh lagu ini. Meski Waka-waka bukan satu-satunya theme song  Piala Dunia 2010. Ada Wavin Flag oleh K'Naan dan Sign of Victory oleh Robert Kelly. Namun menurut Surya Online, Waka-Waka diputar sebanyak 518 kali di 30 radio dan enam televisi. Angka tersebut mengungguli Wavin Flag dan Sign of Victory.

Saat upacara pembukaan dan setiap berlangsungnya pertandingan, suasana stadion selalu bising dengan suara mirip lebah. Para pemain dan pelatih merasa terganggu dengan suara tersebut karena mengganggu komunikasi antara mereka. Suara itu adalah suara terompet khas Afrika Selatan bernama Vuvuzela. Awalnya, vuvuzela terbuat dari tanduk antilop. Di masa lalu, orang Zulu menggunakannya untuk mengundang orang-orang desa untuk berkumpul. Seiring perkembangan, vuvuzela dibuat dari seng dan kemudian dari plastik sebagaimana yang kita saksikan sekarang ini.

Piala Dunia adalah sebuah fenomena dunia. Sementara Afrika Selatan adalah sebuah negara dengan berbagai keunikan dan kekhasannya. Maka jadilah Piala Dunia 2010 menjadi Piala Dunia yang memiliki ciri khas sendiri dibanding piala dunia yang lain. Dari Jabulani hingga Vuvuzela.

Salam olah raga.

Foto: google

No comments:

Post a Comment

Daftar Bupati Purbalingga

DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...