Alhamdulillah Masih Bisa Baca Tanpa Kacamata

Hingga di usia 48, Alhamdulillah saya memang masih mampu membaca dengan mata telanjang alias tanpa bantuan kacamata. Suatu hal yang memang sangat dan harus disyukuri. Hal itu mengingat tidak semua orang dikaruniai kemampuan seperti itu. Karena banyak orang yang masih muda justru sudah harus menggunakan kacamata.

Meski tidak sedikit pula orang yang lebih sepuh dari saya masih mampu membaca tanpa bantuan kacamata. Seperti ibu mertua saya yang sudah berusia 72 tahun yang masih mampu membaca dengan mata telanjang. Beliau sangat senang ketika saya berkunjung dengan membawa buku dan atau koran. Dia akan membacanya untuk mengisi hari-hari sambil mengusir sepi.  

Belakangan saya merasa mulai kesulitan kalau membaca tulisan dengan ukuran huruf yang kecil-kecil seperti di koran. Bahkan saya hampir tidak bisa membaca koran di malam hari, kecuali judul-judulnya saja yang memang ukuran hurufnya besar. Teman kantor menyarankan saya untuk persiksa mata dan menggunakan kacamata. Saya berterima kasih atas saran itu namun masih pikir-pikir dulu.

Kemarin, Jum’at (19/9-2014) saat hendak berkunjung ke Ibu Mertua di Depok, saya dan istri mampir ke Indomaret di Jalan Bahagia Depok Timur Depan. Saat hendak membayar di Kasir, seorang Supervisor meminta anak buahnya untuk membaca nomor telepon yang tertera di dinding atas Indomaret tersebut.

Sang anak buah yang seorang karyawan putri, yang masih muda tentu, menolak dengan alasan dia tidak bisa melihat dengan jelas. Dia lantas meminta tolong temannya, seorang karyawan laki-laki, yang masih muda juga. Karyawan laki-laki yang tersebut memang bisa melihat dan membacanya. Namun saya perhatikan, karyawan laki-laki tersebut berkacamata. 

Posisi tulisan nomor telepon tersebut memang agak jauh di atas dinding. Penasaran saya coba lihat nomor telepon itu. Alhamdulillah saya masih bisa membacanya dengan jelas karena memang sebenarnya hurufnya terhitung cukup besar.