Gegara Indochina ramai
diperbincangkan Netizen, saya jadi teringat saat saya duduk di kelas 3 SMP,
tahun 1982. Geografi adalah salah satu mata pelajaran favorit saya. Sebelumnya,
saat saya masih di SD, pelajaran ini masih bernama Ilmu Bumi. Dan saya paling
demen dengan yang namanya peta buta. Karenanya saat kelas 6 SD, saya hafal
nama-nama Ibukota Propinsi di Indonesia yang saat itu masih berjumlah 27
propinsi. Kalau saja dulu presidennya seperti Jokowi, mungkin saya sudah dapat
sepeda.
Sayang saat SMP, Ilmu
Bumi berganti menjadi Geografi. Jujur bagi saya Geografi tidak semenarik Ilmu
Bumi. Entah kenapa? Suatu kali saat THB (Tes Hasil Belajar) kalau sekarang PAS
(Penilaian Akhir Semester), bukan Prabowo-Sandi ya, Ada salah satu soal
Geografi yang kurang lebih begini: “Wilayah Segi Tiga Emas, perbatasan antara
Burma (sekarang Myanmar), Laos dan Thailand dikenal sebagai penghasil: a.
Padi b. Kapas c. Opium
d. Gandum”
Saya menjawab c. Opium.
Ternyata salah. Menurut guru geografi saya saat itu, Ibu siapa ya (maaf saya
lupa namanya), jawabannya adalah a. Padi. Saya protes, “Bu, yang bener c bu
Opium”. Bukan, yang benar adalah Padi kata ibu guru tanpa bisa saya bantah
lagi. Ya sudahsaya diem. Tapi saya merasa yakin, jawaban saya yang benar, Ibu
guru yang salah.
Kenapa saya jawab Opium?
Selain senang membaca
buku-buku pelajaran, saya juga senang mendengarkan radio, sejak SD. Tepatnya
sejak almarhum Bapak saya membeli radio transistor. Kebiasaan saya saat itu
adalah membaca buku sambil mendengarkan siaran radio. Salah satu chanel atau
dulu disebut gelombang, yang suka saya dengarkan adalah BBC London. Ya, dari
situlah saya tahu kalau segi tiga emas perbatasan Burma, Laos dan Thailand
adalah penghasil opium atau candu.
Konon disebut segi tiga
emas karena daerah itu penghasil emas hitam atau opium atau candu. Dua kata
yang selalu menyertai pemberitaan tentang segitga emas di tahun 80 an, yaitu
candu dan Khun Sa. Oh, siapa itu Khun Sa? Ya, nama itu selalu disebut hampir di
setiap pemberitaan yang disiarka BBC London.
Khun Sa adalah seorang
panglima militer, nama aslinya Chang Chi Fu. Ayahnya Lao Chang ata Khun Sam
yang berasal dari Yunnan, China Selatan.
Tahun 1963, Khun Sa bergabung dengan milisi local yang setia kepada jenderal
Ne Win. Milisi local ini bernama Kwe Ka Ye (KKY) yang dibentuk untuk memerangi
pemberontak komunis di negara bagian Shan. Sejak saat itulah Khun Sa mulai
berdagang candu secara illegal.
Karena kegiatan
ilegalnya, dia ditangkap pemerintah Myanmar pada tahun 1966. Temannya, Fa Lun
menyandera dua dokter Uni Soviet yang kemudian minta ditukar dengan Khun Sa.
Maka bebaslah Khun Sa. Kemudian Khun Sa sampai memiliki 800 pasukan milisi dan
berhenti bekerja sama dengan pemerintah.
Tahun 1976 Khun Sa
kembali berdagang dan menyelundupkan candu. Singkat cerita, Khun Sa dikenal
sebagai Jenderal Candu. Dan namanya selalu menghiasi pemberitaan di tahun 1970
-1980-an.
Kembali Soal Indochina.
Itu ada di pelajaran
Geografi SMP. Indochina adalah wilayah semenanjung di Asia Tenggara. Jika
mengacu pada sejarah kolonial, maka yang dimaksud Indochina adalah bekas
jajahan Perancis yakni Vietnam, Kamboja dan Laos. Namun secara wilayah
geografis, Indochina termasuk juga Thailand dan Burma (kini Myanmar), selain
ketiga negara bekas jajahan Perancis tersebut.
Jadi, Indochina itu
bukan penggabungan Indonesia dan China. Kenapa disebut Indochina? Secara
geografis, wilayah Indochina berada di antara China dan India. Sehingga budaya
negara-negara Indochina sangat dipengaruhi oleh budaya China. Kalau saya dulu
gampangnya, Indochina yang negara yang orang-orangnya mirip (maaf) orang China.
Terutama orang Vietnam, Laos dan Myanmar.
Dan negara-negara
Indochina sekarang menjadi alternatif tujuan wisata warga Indonesia. Banyak kok
saya perhatikan teman-teman penulis dan bloger yang sudah berkunjung ke sana.
Ada yang ke Vietnam, Kamboja dan terutama Thailand. Saya juga kepengin ke sana.
Semoga suatu saat kesampaian, Aamiin.
Salam Indonesia
No comments:
Post a Comment