Dalam pengelolaannya, sekolah swasta murni mengandalkan dana yang masuk dari para orang tua siswa. Karena itu, semakin banyak siswa, semakin besar dana yang bisa dihimpun. Semakin besar dana yang dihimpun, maka semakin mudah bagi sekolah swasta itu untuk berkembang. Sebaliknya jika jumlah siswanya sedikit, maka akan semakin sulit sekolah itu untuk berkembang. Jangankan berkembang, untuk bertahan hidup saja mungkin akan sulit. Telah banyak contoh di sekitar kita, sekolah-sekolah swasta yang terpaksa tutup karena hanya sedikit jumlah siswanya.
Tidak mengherankan jika akhirnya sekolah swasta selalu dihadapkan pada persoalan semakin ketatnya persaingan untuk mendapatkan siswa baru. Setiap tahun sekolah swasta harus menyiapkan strategi promosi untuk bisa menarik para orang tua siswa untuk mendaftarkan putra-putrinya. Sekolah swasta harus bersaing satu sama lain untuk memperebutkan siswa baru.
Jika kita perhatikan maka selalu ada trik-trik dan strategi baru yang diterapkan oleh sebuah sekolah swasta dalam berpromosi. Dulu, dalam berpromosi mungkin hanya cukup menyebar brosur dan memasang spanduk di tempat-tempat strategis. Untuk sekarang itu saja tidak cukup. Banyak sekolah swasta yang rutin mengadakan berbagai lomba dan kegiatan setiap tahun menjelang penerimaan siswa baru. Tujuan dari pelaksanaan lomba dan berbagai kegiatan itu tak lain adalah untuk berpromosi.
Kemudian jika kita mengamati waktu dimulainya pendaftaran siswa baru juga terus mengalami perubahan. Depdikbud membuat jadwal pendaftaran siswa baru yang resmi biasanya di bulan Juni setiap tahunnya. Dulu, sekolah swasta masih patuh dan taat pada jadwal yang dibuat dan ditetapkan Depdikbud. Namun seiring semakin ketatnya persaingan, sekolah swasta tidak lagi mengikuti jadwal tersebut. Sekolah swasta mulai melakukan kegiatan pendaftaran siswa baru selalu lebih awal dari jadwal yang ditetapkan Depdikbud. Rata-rata sekolah swasta memulai pendaftaran siswa baru pada bulan Januari bahkan ada yang mulai di bulan Desember. Lebih cepat lebih baik.
Alasannya sudah sangat jelas, semakin ketatnya persaingan antar sekolah swasta untuk mendapatkan siswa baru. Jika sekolah swasta mengikuti aturan yang ada dengan membuka pendaftaran di bulan Juni, bisa-bisa tidak kebagian siswa. Kalau hal itu terjadi maka semakin suram nasib sekolah itu. Nasib sebuah sekolah swasta memang sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya saat proses pendaftaran siswa baru.
Para orang tua tidak serta merta dan begitu saja mendaftarkan putra-putri mereka ke sebuah sekolah swasta. Ada banyak alasan yang menjadi pertimbangan bagi para orang tua siswa. Mulai dari fasilitas sekolah, kurikulum yang digunakan, kualitas pembelajaran, kegiatan-kegiatan penunjang seperti ekskul, hingga pelayanan yang baik termasuk kemudahan-kemudahan yang diberikan serta keramahan para guru dan karyawannya.
Ada tiga hal penting yang bisa menjadi catatan; pertama, perlunya kesadaran dan pemahaman bagi seluruh guru serta karyawan bahwa nasib dan masa depan sekolah swasta sangat ditentukan oleh keberhasilan pendaftaran siswa baru. Di situlah dapur bagi sekolah swasta. Semakin berhasil PSB dengan jumlah siswa yang banyak, semakin ngebul dapurnya. Beda dengan sekolah negeri, tidak mendapatkan siswa pun akan tetap eksis karena mendapatkan dana dari pemerintah.
Kedua, tugas-tugas yang kita kerjakan sehari-hari sebenarnya adalah juga bagian dari promosi. Guru-guru yang mengajar dengan baik dan penuh perhatian, para karyawan yang bekerja dengan sungguh-sungguh dan penuh kepedulian, semua itu tak luput dari pengamatan para orang tua siswa.
Mereka mengamati mulai dari kondisi lingkungan sekolah, keamanannya, kebersihannya, perilaku para guru dan karyawannya sehari-hari hingga pelayanan yang diberikan. Hasil pengamatan akan mereka “gosipkan” dari mulut ke mulut. Jika itu positif, maka mereka tak segan-segan untuk merekomendasikan kepada Saudara, teman atau tetangga untuk mendaftarkan putra-putrinya ke sekolah tersebut.
Ketiga, kegiatan pendaftaran siswa baru menjadi kepentingan bersama, tidak hanya panitia tetapi seluruh guru dan karyawan yang ada. Karena sesungguhnya nasib dan masa depan mereka ada di sana. Semua komponen yang ada punya kewajiban untuk menyukseskan pelaksanaan kegiatan PSB. Mulai dari office boy, satuan pengaman, karyawan, guru, kepala sekolah hingga jajaran manajer, mempunyai peran yang sama pentingnya.
Tak ada nyamuk yang terlalu kecil untuk membuat kita gatal kalau digigit, demikian sebuah kata bijak. Sekecil apa pun peran itu, sangatlah penting. Karena itu, keberhasilan PSB bukan hanya keberhasilan Panitia atau figur tertentu saja melainkan keberhasilan semua komponen yang ada.
No comments:
Post a Comment