Thursday, June 21, 2012

Gimana Sih Caranya Menulis?

Menulis memang memberikan banyak manfaat baik bagi diri penulis maupun orang lain yang membacanya. Manfaat bagi orang lain sudah jelas yaitu menambah informasi, wawasan dan pengetahuan. Sedangkan manfaat bagi diri penulis itu banyak dan tiap-tiap orang mungkin punya tujuan yang berbeda-beda dalam menulis. Ada yang menulis karena ingin mendapatkan honor seperti saya misalnya. Ada pula yang karena ingin terkenal, kemudian ada yang ingin mengaktualisasikan diri, ingin dilihat intelek, boleh saja. Tak sedikit yang menulis karena ingin membangun peradaban hingga berinvestasi amal soleh. Apapun tujuan dari menulis, itulah bahan bakar yang akan memotivasi Anda.

Setelah bahan bakar ada sebagai pemantik motivasi, Anda pun ingin segera memulai menulis. Pena dan lembaran kertas telah disiapkan. Komputer atau laptop telah sinyalakan, duduk dengan khusyu’. Waktu berjalan tiga menit lima menit hingga sepuluh menit. Kertas dan layar masih kosong. Bingung harus menulis apa. Bingung harus mulai dari mana. Loh, kok bingung?

Padahal menulis itu mudah alias gampang sekali. Bukankah sejak SD bahkan sebagian sejak TK sudah diajarkan membaca dan menulis? Yang diajarkan untuk dibaca dan ditulis yaitu a, b, c, d, e dan seterusnya hingga z. Apa pun yang Anda tulis, adalah kombinasi diantara dua puluh enam huruf itu, mulai dari a hingga z.

Andrias Harefa dalam bukunya, “Agar Menulis Mengarang Bisa Gampang,” mengatakan bahwa keterampilan mengarang, entah fiksi maupun non fiksi adalah keterampilan tingkat sekolah dasar. Jadi menurutnya, semua orang yang telah tamat SD bisa mengarang atau menulis. Andreas Harefa mencontohkan mantan Wakil Presiden, Adam Malik yang hanya sekolah sampai kelas 5 SD namun begitu piawai menulis.

Untuk menjadi penulis, tidak harus bergelar sarjana, master atau pun doktor. Jika Anda telah mepunyai gelar-gelar tersebut tentu jauh lebih baik dan menjadi modal berharga untuk menjadi penulis. Namun gelar akademik itu bukanlah syarat. Lulusan SMA, SMP atau bahkan hanya lulusan SD sekali pun bisa menjadi penulis. Itu sebabnya pula, saya tertarik dan akhirnya terjun ke dunia tulis menulis. Saya hanya lulusan SMA, untuk mendapatkan kenaikan gaji sulit. Melamar kerja lagi ke tempat lain juga susah karena cuma punya ijazah SMA. Salah satu cara yang untuk bisa maju dalam keterbatasan pendidikan adalah menjadi penulis.

Selain tidak memerlukan syarat gelar akademis, modal untuk menjadi penulis juga tidaklah mahal. Setelah memiliki motivasi, modal berikutnya untuk menjadi penulis yaitu membaca dan mengamati. Tulisan adalah hasil dari bacaan yang telah diolah dan diramu kembali. Bacaan adalah bahan baku tulisan. Agar tulisan enak dibaca, maka penulis harus pandai mengolah bahan baku. Jika perlu tambahkan bumbu penyedap. Kreatifitas penulis itulah bumbu penyedap bagi sebuah tulisan.

Semakin banyak membaca, semakin banyak bahan baku yang Anda miliki untuk membuat tulisan. Dalam bukunya, “Agar Menulis-Mengarang Bisa Gampang,” Andrias Harefa mengingatkan bahwa mengarang bisa gampang kalau Anda membiasakan diri untuk membaca. Jangan cuek jika Anda melihat Koran atau buku tergeletak di meja. Ambil dan bacalah.

Modal berikutnya untuk menjadi penulis adalah mengamati. Menurut Among Kurnia Ebo dalam bukunya, “Menulis Nggak Perlu Bakat,” modal dasar bagi produktivitas berkarya bagi seorang penulis adalah rajin mengamati peristiwa yang sedang berkembang di masyarakat. Ketika ada kecelakaan pesawat Sukhoi yang menabrak tebing gunung Salak, kita amati dengan membaca berita di Koran dan menonton berita di televisi. Setelah mengamati, timbul analisa mengapa pesawat super canggih itu bisa kecelakaan? Dalam pikiran pasti timbul analisa ini dan itu. Mungkin karena ini, mungkin juga karena itu, dan seterusnya. Kita tinggal memindahkan berbagai analisa yang ada di pikiran ke dalam tulisan, baik di kertas atau pun di komputer.

Begitu pula ketika Anda berangkat menuju kantor atau kampus, di jalan melihat seorang penyeberang jalan terserempet sepeda motor. Bukannya introspeksi karena memacu motor begitu kencang dan kurang hati-hati, pengendara motor malah memarahi penyeberang yang sudah tidak berdaya. Melihat kejadian seperti itu, Anda tentu prihatin. Kok ada orang yang tega dan gila seperti itu. Perasaan hati dan pikiran pun berkecamuk. Timbulah pemikiran begini dan begitu. Tuangkan semua itu ke lembaran kertas atau layar komputer melaui tombol-tombol huruf yang ada di keyboard. Jadilah tulisan yang bermakna. 

Jadi asal gemar membaca dan suka mengamati, pasti bisa menulis. Kalau nggak percaya, buktikan sendiri. Selamat Menulis!

No comments:

Post a Comment

Daftar Bupati Purbalingga

DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...