Politik, menurut Wikipedia,
berasal dari bahasa Yunani, politicos yang
berarti dari, untuk atau yang berkaitan dengan warga negara, adalah proses
pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud
proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
Lebih sederhananya,
politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan baik secara konstitusional
maupun inkonstitusional. Contoh meraih kekuasaan secara konstitusional adalah
melalui Pemilu. Sedangkan kudeta adalah contoh meraih kekuasaan secara
inskonstitusional.
Telaah politik
sebenarnya sudah dimulai saat manusia bisa menggunakan logika dan menerapkan
asas-asas penalaran terhadap masalah kemanusiaan. Dengan logika dan penalaran
yang dapat dipahami akal, sesungguhnya manusia dapat membentuk pemerintahan
sendiri. Ini menjadi titik tolak yang penting untuk memahami bahwa alam semesta
tidak lagi dianggap sebagai daerah kekuasaan para dewa.
Pada masa Yunani kuno
tokoh-tokoh yang memelopori penelaahan politik antara lain Plato, Aristoteles
dan Herodotus. Dua negara di Asia, China dan India juga telah mewariskan
tulisan-tulisan yang membahas negara dan pemerintahan. Bahkan di Indonesia pun
politik sudah diperbincangkan sejak jaman kerajaan sebagaimana yang termuat
dalam kitab Pararaton, Negara Kertagama dan Babad Tanah Jawi
Jika ingin tahu
bagaimana dunia perpolitikan Indonesia pada masa kerajaan berarti kita harus
belajar sejarah lagi. Sangat menarik bagaimana seorang Maling, Bencoleng,
seperti Ken Arok bisa meraih kekuasaan dan menjadi seorang Raja.
Menurut kitab
Pararaton, dulu di wilayah kerajaan Kediri ada sebuah daerah bernama Tumapel
yang dipimpin oleh seorang akuwu (setara camat) bernama Tunggul Ametung. Malang
nasib Tunggul Ametung yang akhirnya terbunuh oleh tipu muslihat pengawalnya
sendiri bernama Ken Arok.
Bukan hanya merebut
kekuasaan, Ken Arok juga memperistri Ken Dedes yan tak lain adalah istri dari
Tunggul Ametung. Ken Arok yang licik berniat melepaskan Tumapel dari kerajaan
Kediri dan mendirikan negara Tumapel dengan ibukota Kutaraja pada tahun 1222.
Setelah lima tahun
berkuasa, Ken Arok dibunuh oleh anak tirinya, Anusapati, anak dari Ken Dedes
dengan Tunggul Ametung. Anusapati menggunakan senjata keris yang sama yang
digunakan Ken Arok untuk membunuh ayahnya, Tunggul Ametung. Keris buatan Empu Gandring
itu begitu fenomenal karena dalam sejarah selanjutnya digunakan untuk saling
membalas dendam.
Dalam perjalanan
selanjutnya, ibukota kerajaan Tumapel pindah dari Kutaraja ke Shingasari.
Singasari lebih dikenal dibanding Tumapel sehingga akhirnya kerajaan itu lebih
dikenal sebagai kerajaan Singasari. Masih banyak kisah menarik tentang kerajaan
Singasari sampai akhirnya runtuh karena pemberontakan akibat dendam seorang
bernama Jayakatwang.
Siapa Jayakatwang? Tunggu tulisan selanjutnya.
Siapa Jayakatwang? Tunggu tulisan selanjutnya.
Referensi:
- wikipedia
- Pengantar
Ilmu Politik, Budiarjo, Miriam, dkk, 2009
No comments:
Post a Comment