Tuesday, January 24, 2017

Belajar Politik: Belajar dari Sejarah

Politik, menurut Wikipedia,  berasal dari bahasa Yunani, politicos yang berarti dari, untuk atau yang berkaitan dengan warga negara, adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.    

Lebih sederhananya, politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan baik secara konstitusional maupun inkonstitusional. Contoh meraih kekuasaan secara konstitusional adalah melalui Pemilu. Sedangkan kudeta adalah contoh meraih kekuasaan secara inskonstitusional.


Telaah politik sebenarnya sudah dimulai saat manusia bisa menggunakan logika dan menerapkan asas-asas penalaran terhadap masalah kemanusiaan. Dengan logika dan penalaran yang dapat dipahami akal, sesungguhnya manusia dapat membentuk pemerintahan sendiri. Ini menjadi titik tolak yang penting untuk memahami bahwa alam semesta tidak lagi dianggap sebagai daerah kekuasaan para dewa.

Pada masa Yunani kuno tokoh-tokoh yang memelopori penelaahan politik antara lain Plato, Aristoteles dan Herodotus. Dua negara di Asia, China dan India juga telah mewariskan tulisan-tulisan yang membahas negara dan pemerintahan. Bahkan di Indonesia pun politik sudah diperbincangkan sejak jaman kerajaan sebagaimana yang termuat dalam kitab Pararaton, Negara Kertagama dan Babad Tanah Jawi

Jika ingin tahu bagaimana dunia perpolitikan Indonesia pada masa kerajaan berarti kita harus belajar sejarah lagi. Sangat menarik bagaimana seorang Maling, Bencoleng, seperti Ken Arok bisa meraih kekuasaan dan menjadi seorang Raja.

Menurut kitab Pararaton, dulu di wilayah kerajaan Kediri ada sebuah daerah bernama Tumapel yang dipimpin oleh seorang akuwu (setara camat) bernama Tunggul Ametung. Malang nasib Tunggul Ametung yang akhirnya terbunuh oleh tipu muslihat pengawalnya sendiri bernama Ken Arok.

Bukan hanya merebut kekuasaan, Ken Arok juga memperistri Ken Dedes yan tak lain adalah istri dari Tunggul Ametung. Ken Arok yang licik berniat melepaskan Tumapel dari kerajaan Kediri dan mendirikan negara Tumapel dengan ibukota Kutaraja pada tahun 1222.    

Setelah lima tahun berkuasa, Ken Arok dibunuh oleh anak tirinya, Anusapati, anak dari Ken Dedes dengan Tunggul Ametung. Anusapati menggunakan senjata keris yang sama yang digunakan Ken Arok untuk membunuh ayahnya, Tunggul Ametung. Keris buatan Empu Gandring itu begitu fenomenal karena dalam sejarah selanjutnya digunakan untuk saling membalas dendam.

Dalam perjalanan selanjutnya, ibukota kerajaan Tumapel pindah dari Kutaraja ke Shingasari. Singasari lebih dikenal dibanding Tumapel sehingga akhirnya kerajaan itu lebih dikenal sebagai kerajaan Singasari. Masih banyak kisah menarik tentang kerajaan Singasari sampai akhirnya runtuh karena pemberontakan akibat dendam seorang bernama Jayakatwang. 

Siapa Jayakatwang? Tunggu tulisan selanjutnya.


Referensi:
-       wikipedia
-       Pengantar Ilmu Politik, Budiarjo, Miriam, dkk, 2009

           

No comments:

Post a Comment

Daftar Bupati Purbalingga

DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...