Friday, January 13, 2017

Siapa Paling Rentan Termakan Hoax?

Meski sudah banyak peringatan baik melalui media mainstream maupu media social, namun hingga saat ini masih saja beredar berita hoax. Parahnya masih banyak masyarakat yang memercayainya bahwa itu sebuat fakta dan kebenaran. Lebih memprihatinkan lagi bahwa orang yang termakan hoax itu bukan hanya orang biasa dan awam, namun termasuk dari kalangan intelek dan terdidik.

Saat ini ada banyak, puluhan bahkan mungkin ratusan berita hoax yang beredar setiap hari. Berita hoax itu beragam dan bermacam-macam. Namun kalau diamati semua hoax itu ada keterkaitannya. Jika dijalin maka berita-berita hoax itu bisa mejadi sebuah rangkaian.


Contoh terbaru adalah adanya lambang palu arit di uang terbaru terbitan Bank Indonesia (BI). Seperti diketahui lambang Palu-Arit adalah simbol yang digunakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di masa silam. Agar lebih sedap, hoax itu dibumbui kalau uang yang baru dikeluarkan BI itu mirip Yuan, mata uan China. Kemudiah dihembuskanlah isu kalau PKI itu akan bangkit lagi.

Inilah yang tadi saya kataan bahwa hoax itu sling terkait dan merupakan sebuah rangkaian. Isu PKI itu sudah berhembus sejak masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu. Ada beberapa versi tentang itu. Versi yang sempat saya dengar adalah kalau kakeknya Joko Widodo (Jokowi) adalah seorang PKI. Saat itu saya sudah menduga bahwa itu adalah sebuah Black Campaign.

Setelah dua tahun lebih, hamper tiga tahun setelah terilih sebagai presiden, Jokowi masih saja terus serang vitnah. Jika dimasa kampanye dulu disebut black campaign, sekarang lebih tepat disebut sebagai hoax. Walau pun satu persatu berita itu sudah terbukti ketidakbenarannya, seagian masyarakat terlanjur memercayainya.

Tidak terbutki kalau kakek Jokowi itu PKI. Tidak benar di uang seratus ribu yang baru itu ada lambang palu arit simbol PKI. Bank Indonesia sudak mengklarifikasi kalau gambar itu adalah logo BI. Tidak benar juga kalau uang baru mirip Yuan. Malah uang baru itu sebenarnya secara kualitas material lebih baik dibanding uang sebelumnya. Namun sekali lagi, entah mengapa masih tetap banyak orang yang percaya dengan berita hoax.

Kalau saya amati dan boleh bicara jujur maka yang paling sering termakan berita hoax adalah (mohon maaf) para pemilih Prabowo yang kalah saat Pilpres 2014 lalu. Dan kalau lebih ditelisik lagi, maka yang lebih percaya berita hoax seperti itu adalah (mohon maaf) para pemilih Prabowo dari kalangan PKS. Seperti diketahui bahwa partai politik pengusung Prabowo saat Pilpres 2014 ada beberapa yakni Gerindra, Partai Golkar,  PAN, PKS dan PPP. Tentu saya tidak bermaksud menjeneralisir mereka karena past masih ada yang bersikap berbeda tentunya.     

Hingga saat ini, saya tidak tahu kenapa mereka begitu benci dengan Jokowi. Apa pun yang dilakukan Jokowi dan pemerintahannya selalu  salah. Tidak ada benarnya. Tidak baiknya sama sekali. Padahal Jokowi adalah manusia biasa yang sama dengan yang lain, termasuk Prabowo. Ada kelebihan, ada pula kekurangan. Tidak ada manusia yang sempurnya, Namun kenapa Jokowi selalu diposisikan di tempat yang selalu jelek dan salah? Logiskah? Objektifkah?   

Itu adalah pengamatan saya sepintas, baik di lingkungan sekitar maupun di media sosial. Tentu tidak valid namun paling tidak bisa memberi gambaran kondisi real di masyarakat saat ini. Jika ada yang mau melakukan survey atau penelitian ya silakan. Saya menyambut dengan senang hati.

Sebagai saudara sebangsa, satu hal yang saya sarankan kepada mereka: Sudahlah, Pilpres 2014 sudah lama selesai. Pertandingan akan diadakan lagi tahun 2019. Cuma dua tahun dari sekarang. Dari pada terus menebar hox dan kebencian, lebih baik melakukan sesuatu yang bermanfaat. Menanam pohon misalnya, memungut paku yang ada di jalanan, atau member makan hewan piaraan. Tentu yang lebih baik adalah berbuat baik terhadap sesama.

Yakinlah, dua tahun itu tidak lama kok. Bahkan penantin itu akan semakin tidak terasa karena diselingi event besar yakni Asian Games 2018, di mana Indonesia sebagai tuan rumah. Sabar kawan. Nikmatilah hidup ini. Tentu tanpa melalaikan ibadah.

Salam,

No comments:

Post a Comment

Daftar Bupati Purbalingga

DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...