Entah kenapa tiba-tiba
tetangga saya ingin belajar naik kuda. Tidak seperti biasanya jam lima pagi dia
mengeluarkan motornya Beat barunya. Memanaskan mesin untuk persiapan berangkat ke
kantor. Hari itu, tetangga saya baru mengeluarkan motornya jam enam pagi.
“Tumben belum berangkat
Mas? tanya saya penasaran
“Enggak mas, hari ini
saya cuti. Rencana, saya mau ke pacuan kuda, mas”
“Ke Pacuan Kuda?
Ngapain Mas? tanya saya penuh keheranan
“Mau latihan naik kuda
Mas, bukan untuk balapan, asal bisa naik dan mengendalikan saja, saya sudah
seneng mas,” kata tetangga saya dengan mantap.
Pepatah bijak mengatakan bahwa hidup itu sesungguhnya sederhana, namun kitalah yang sering kali merumitkannya. Tuhan menciptakan manusia itu dengan tujuan yang sederhana, untuk beribadah kepada-Nya. Untuk bisa beribadah, manusia perlu hidup dan sehat. Agar bisa hidup, manusia perlu makan dan minum. Biar sehat manusia perlu menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Sederhana.
Selain untuk beribadah
kepada Sang Pencipta, manusia juga diwajibkan untuk berbuat baik terhadap sesama.
Konon Nabi Muhammad ditugaskan Allah untuk memperbaiki akhlak manusia. Akhlah
adalah perilaku manusia terhadap sesama. Bahkan sejatinya manusia bukan hanya
diwajibkan berbuat baik terhadap manusia lain, tapi juga terhadap alam,
termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan. Itu sebabnya kita sering mendengar konsep
rahmatan lil ‘alamiin.
Lantas, siapa yang
bikin penyakit dengan mencampur formalin dan borak ke dalam makanan? Kemudian siapa yang membuang sampah
sembaranga? Siapa juga yang menebang pohon seenaknya? Siapa juga yang suka
mengambil sesuatu atau barang yang bukan haknya?
Mereka semua adalah manusia.
Sebagian karena termakan rayuan setan, sebagian lagi masuk perangkap setan. Karena
itu, sebagai manusia kita memang dituntut harus ekstra hati-hati. Ingat kata Bang Haji Rhoma Irama, Perangkap Setan Celaka.
Sudah ditakdirkan,
setan (maksudnya Iblis) memang sudah mengikrarkan diri untuk sepanjang hayat
akan menggoda dan menjerumuskan manusia. Karena itu, kitalah sebagai manusia
yang harus senantiasa hati-hati dan ekstra waspada terhadap bujuk rayu, godaan
dan perangkap setan, iblis laknatullah.
Kembali kepada
kesederhanaan. Cara untuk menyiasati godaan dan perangkap setan itu sejainya
juga sederhana. Caranya? Kembali kita harus menengok tujuan Tuhan menciptakan
kita, manusia? Jika ikuti itu, tugas kita hanya menyembah (beribadah) Allah dan
tidak menyekutukannya, serta berbuat baik terhadap sesama manusia, dan alam
sekitarnya.
Sayangnya praktiknya
memang tidak semudah itu. Pasalnya, selain akal dan hati, Allah juga
menganugerahkan kita manusia dengan nafsu. Kabar baiknya, dengan akal dan hati
itulah manusia bisa mengendalikan nafsu. Namun seperti juga dengan kuda, untuk
bisa mengendalikan nafsu, kita memang harus berlatih.
Salam,
Sumber Foto: artimimpi.web.id
Sumber Foto: artimimpi.web.id
No comments:
Post a Comment