Karena dalam pidatonya
Ahok dianggap telah melakukan penistaan agama, sebagian kaum muslim marah.
Meski Ahok telah mengklarifikasi dan bahkan meminta maaf, mereka tetap tidak
terima. Mereka menginginkan Ahok diprses secar hokum dengan seadil-adilnya.
Kepolisian sebenarnya
telah dan sedang memproses kasus tersebut. Namun mereka menganggap prosesnya
sangat lamban dan jalan di tempat. Bahkan mereka mencurigai pemerintah
melindungi Ahok. Karena itulah sebagian elemen masyarakat muslim di bawah
komando Habib Rizieq, Panglima FPI, akan menggelar aksi demo di depan Balai Kota
dan Istana, Jum’at, 4 November 2016.
Jauh-jauh hari rencana aksi demo sudah disebarkan melalui berbagai media. Sang Panglima FPI pun juga sudah melaporkan rencana aksi demo ke DPR. Banyak masyarakat muslim di wilayah Jabodetabek yang sudah bersiap-siap ambil bagian. Mereka menganggap aksi tersebut adalah bagian dari jihad fisabilillah. Membela Islam, agama Allah yang menurut mereka telah dihina.
Ada kekhawatiran dari
masyarakat maupun pemerintah akan adanya pihak-pihak tertentu yang akan
menunggangi aksi demo tersebut. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginan,
pemerintah perlu melakukan langkah-langkah antisipasi. Selain memerintahkan
jajarannya untuk pengamanan yakni Polri dan TNI, Presiden Jokowi juga melakukan
komunikasi politik dengan tokoh-tokoh penting dan berpengruh.
Senin (31/10/2016)
Jokowi mengunjungi Prabowo Subiyanto di kediamannya, di Hambalang – Bogor. Keesokan
harinya, Selasa (1/11/2016) Jokowi mengundang tokoh-tokoh ulama dari Nahdatul
Ulma (NU), Muhamidiyah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Istana negara. Para
ulama yang hadir adalah Ketua PBNU KH Said Aqil Siraj, Ketua PP Muhamadiyah
Haidar Nasir dan Ketua MUI, KH. Ma’ruf Amin.
Mereka semua, Presiden
Jokowi, Prabowo Subiyanto dan para ulama sepakat bahwa demo menyampaikan
pendapat adalah hak setiap warga yang dijamin undang-undang dasar. Namun
demikian, hendaknya aksi demo dilakukan secara tertib, tidak memaksakan kehendak
dan tidak merusak fasilitas umum.
Sebagai Ketua Umum
Partai Gerindra, Prabaowo Subiyanto menyatakan bahwa secara organisasi tidak
ada perintah bagi para anggota untuk ikut aksi demo. Jika ada anggota Partai
Gerindra yang ikut turun ke jalan, berarti dia ikut atas nama pribadi.
Begitu juga dengan dua Ormas
terbesar di Indonesia, NU dan Muhamadiyah. Dua ormas ini bahkan menghimbau
warganya untuk tidak ikut aksi demo. Namun jika ikut aksi demo, mereka dilarang
membawa atribut NU dan Muhamadiyah. Begitu juga dengan Majelis Ulama Indonesia
(MUI). Secara organisasi tidak ada perintah untuk ikut aksi demo 4 November
2016.
Jadi sudah jelas dan
terang benderang bahwa tidak ada perintah dari MUI, NU dan Muhamadiyah agar umat
Islam ikut aksi demo 4 November 2016. Begitu juga dengan Partai Gerindra.
Mereka tidak memberikan perintah namun juga tidak melarang karena menyampaikan
pendapat adalah hak setiap warga yang dijamin undang-undang dasar.
Inti dari ajaran Islam
adalah hablum minallah dan hablum minannas. Beribadah dan menyembah hanya
kepada Allah serta berbuat baik terhadap sesama. Beribadah kepada Allah itu
banyak macamnya mulai dari yang wajib hingga yang sunah. Berbuat baik terhadap sesama
apalagi, tak terhitung macam ragamnya.
Jadi, membela Islam
tidak harus turun ke jalan dan berteriak-teriak Allahu Akbar. Masih banyak
sekali jalan untuk membela Islam. Dari yang besar hingga yang kecil. Jika kita
punya harta banyak dan melimpah, bersodakoh, infaq dan mewakafkan sebagian
harta yang dimiliki adalah bagian dari pembelaan terhadap agama Islam. Jika tidak
punya harta, bisa juga dengan ilmu yang dimilikinya.
Bersikap dan
berperilaku baik, lemah-lembut, ramah, sopan, santun dan suka membantu terhadap sesama adalah akhlakul
karimah yang diteladankan Nabi. Bukan hanya terhadap manusia lain, Islam
mengajarkan juga untuk berbuat baik terhadap alam. Terhadap hewan dan tumbuhan,
manusia diajarkan untuk memelihara dan memperlakukannya dengan baik. Menjaga
kebersihan, membuang sampah pada tempatnya, dan masih banyak lagi.
Bagi yang mau membela
Islam dengan cara turun ke jalan mengikuti aksi demo tangga 4 November 2016,
monggo silakan. Asal demo dilakukan dengan santun, tertib dan damai serta tidak
merusak dan mengganggu ketertiban umum. Namun bagi yang tidak ikut aksi demo,
jangan berkecil hati. Ladang amal yang disediakan Allah sangat luas. Tinggal
kita yang kreatif dan berwawasan luas untuk bisa memanfaatkannya.
Terakhir, harus kita
ingat bahwa yang akan menilai dan meng-hisab semua amal ibadah manusia adalah
hanya Allah SWT. Bukan diri kita sendiri, bukan orang lain, bukan Ketua MUI,
bukan Ketua PBNU, bukan Ketua PP Muhamadiyah dan juga bukan Panglima FPI.
Wallahu A'lam Bishawab
No comments:
Post a Comment