Kalah 1-2 di leg
pertama semi final Piala AFF 2016, membuat Vietnam mengambil inisiatif
menyerang sejak menit-menit awal pertandingan. Tak ada pilihan bagi Vietnam
kecuali harus menang untuk bisa maju ke partai final.
Semangat para pemain
Vietnam semakin berlipat karena bermain di depan pendukungnya. Puluhan ribu
suporter memadati My Dinh Stadium, di
kota Hanoi, Vietnam untu memberikan dukungan kepada Lee Cong Vinch dkk.
Para pemain Vietnam
terus melakukan serangaan dan mengurung pertahanan Indonesia. Serangan demi
serangan terus dilancarkan The Golden Star, julukan bagi tim Vietnam.
Gencarnya serangan yang
dilancaran Lee Cong Vinch dkk membuat para pemain Indonesia tidak mampu
mengembangkan permainan. Bahkan anak asuh Alfred Riedl kesulitan untuk keluar
dari tekanan.
Reporter RCTI yang
menyiarkan secara langsung pertandingan tersebut, Hadi “Ahai” Gunawan sampai
kehabisan kata-kata untuk menggambarkan dahsyatnya serangan para pemain
Vietnam. Akhirnya Bung Ahai menyebut serangan Vietnam itu sebagai Serangan 7
Hari 7 Malam.
Kecerdikan Alfred Riedl
Beruntung Indonesia
punya pelatih Alfred Riedl yang cerdas dan ahli dalam menerapkan strategi.
Riedl jelas sudah menduka kalau Vietnam akan menggempur habis-habisan demi
meraih kemenangan. Karena itu, pelatih berkebangsaan Austria itu mengubah skema
dan susunan pemain.
Biasanya Riedl
menerapkan skema 4-4-2 dengan menempatkan Boas dan Lerby Eliandri atau Ferdinan
Sinaga. Saat menghadapi Vietnam di leg kedua semalam (7/12/2016), Riedl
menerapkan skema 4-4-1-1. (Sumber Koran Kompas)
Stafano Lilipaly yang
biasa bermain di lapangan tengah sebagai play maker, didorong ke depan sebagai
penyerang lubang di belakang Boas Salossa. Posisi Lilipaly digantikan oleh
Manahati Lestusen yang memiliki tipikal bertahan.
Dengan demikian ada dua
gelandang bertahan atau Holding Midfielder yakni Bayu Pradana dan Manahati
Lestusen. Sayap kanan tetap diisi Andik Vermansyah dan sayap kiri Rizky Pora.
Perubahn juga dilakukan
di lini belakang. Alfred memasang Fahrudin Arynto untuk berduet dengan Hansamu
Yama Pranata sebatai bek tengah. Hansamu menggantikan posisi Yanto Basna yang
selalu dipasang pada laga penyisihan grup namun beberapa kali melakukan
kesalahan.
Posisi Full-back kanan
Benny Wahyudi belum tergantikan. Begitu juga full-back kanan masih diisi Abduh
Lestluhu. Untuk penjaga gawang Riedl masih mempercaykan kepada Kurnia Meiga.
Dengan skema dan kompososi
pemain seperti itu, Indonesia mampu meredam serangan yang bertubi-tubi para
pemain Vietnam. Meski terus melkukan serngan, Lee Chong Vinch dkk kesulitn untu
bisa menembus perthanan Indonesia dan mencetak gol.
Terlalu asyik menyerang
Vietnam meninggalkan celah di lini belakang. Indonesia mampu memanfaatkan situasi
itu untuk memimpin lebih dulu melalui gol Stefano Lilipaly di awal babak kedua.
Beberapa menit berikutnya Indonesia mendapat keuntungan setalah kipper Vietnam
diusir wasit.
Indonesia gagal memanfaat
keunggulan jumlah pemain. Bahkan Vietnam mampu menyamakan kedudukan untuk kemudian
unggul 2-1. Sehingga pertandingan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu. Indonesia
mendapat hadiah pinalti yang dimanfaatkan dengan baik oleh Manahati Lestusen.
Skor menjadi imbang 2-2 hingga pertandingan usai.
Dengan hasil tersebut skor
agregat 4-3 untuk Indonesia dan membawa Garuda lolos ke babak final untuk
bertemu dengan pemenang antara Thailand kontra Myanmar.
Mental Baja Pemain
Indonesia
Selain kecerdikan Pelatih
dalam meramu srtategi, kunci kesuksesan Indonesia juga terletak pada mental
baja yang dimiliki Boas Salossa dkk. Meski diserang terus-menerus, Boas Salossa
dkk tidak putus asa. Mereka tetap semangat dan sabar.
Mental skuad Garuda
sudah terlihat baik saat laga uji coba. Terutama saat menghadapi Vietnam, baik
saat bermain di Sleman maupun di Hanoi.
Saat bermain di
Maguwoharjo Sleman, (9/10/2016), Indonesia sempat tertinggal 0-2 lebih dulu
dari tamu. Namun Skuad besutan Alfred Riedl akhirnya mampu menyamakan kedudukan
menjadi 2-2. Begitu juga saat bertandang
ke Hanoi (8/11/2016), meski kalah Indonesia mampu mencetak dua gol.
Mental skuad Merah
Putih juga terlihat bagus saat menjalani laga penyisihan grup. Meski tertinggal
0-2 dari Thailand, Garuda mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 walau akhirnya
kalah 2-4. Mental baja skuad Garuda juga terlihat saat melawan Singapura. Sempat tertinggal 01, Merah puth
mampu membalikan keadaan dan menang 2-1.
Jadi ada dua kunci yang menentukan Indonesia bisa menahan gempuran
Vietnam sukses menembus final Piala AFF 2016. Kecerdikan Pelatih Alfred Riedl
dalam menyusun strategi dan mental baja para pemain Timnas. Semoga saja
kesuksesan Timnas juga terjadi saat laga final yang kemungkinan besar akan
melawan Thailand. Aamiin.
No comments:
Post a Comment