Wednesday, December 07, 2016

Menangkal Serangan 7 Hari 7 Malam

Kalah 1-2 di leg pertama semi final Piala AFF 2016, membuat Vietnam mengambil inisiatif menyerang sejak menit-menit awal pertandingan. Tak ada pilihan bagi Vietnam kecuali harus menang untuk bisa maju ke partai final.

Semangat para pemain Vietnam semakin berlipat karena bermain di depan pendukungnya. Puluhan ribu suporter  memadati My Dinh Stadium, di kota Hanoi, Vietnam untu memberikan dukungan kepada Lee Cong Vinch dkk.

Para pemain Vietnam terus melakukan serangaan dan mengurung pertahanan Indonesia. Serangan demi serangan terus dilancarkan The Golden Star, julukan bagi tim Vietnam.
Gencarnya serangan yang dilancaran Lee Cong Vinch dkk membuat para pemain Indonesia tidak mampu mengembangkan permainan. Bahkan anak asuh Alfred Riedl kesulitan untuk keluar dari tekanan.

Reporter RCTI yang menyiarkan secara langsung pertandingan tersebut, Hadi “Ahai” Gunawan sampai kehabisan kata-kata untuk menggambarkan dahsyatnya serangan para pemain Vietnam. Akhirnya Bung Ahai menyebut serangan Vietnam itu sebagai Serangan 7 Hari 7 Malam.
Kecerdikan Alfred Riedl

Beruntung Indonesia punya pelatih Alfred Riedl yang cerdas dan ahli dalam menerapkan strategi. Riedl jelas sudah menduka kalau Vietnam akan menggempur habis-habisan demi meraih kemenangan. Karena itu, pelatih berkebangsaan Austria itu mengubah skema dan susunan pemain.

Biasanya Riedl menerapkan skema 4-4-2 dengan menempatkan Boas dan Lerby Eliandri atau Ferdinan Sinaga. Saat menghadapi Vietnam di leg kedua semalam (7/12/2016), Riedl menerapkan skema 4-4-1-1. (Sumber Koran Kompas)

Stafano Lilipaly yang biasa bermain di lapangan tengah sebagai play maker, didorong ke depan sebagai penyerang lubang di belakang Boas Salossa. Posisi Lilipaly digantikan oleh Manahati Lestusen yang memiliki tipikal bertahan.

Dengan demikian ada dua gelandang bertahan atau Holding Midfielder yakni Bayu Pradana dan Manahati Lestusen. Sayap kanan tetap diisi Andik Vermansyah dan sayap kiri Rizky Pora.

Perubahn juga dilakukan di lini belakang. Alfred memasang Fahrudin Arynto untuk berduet dengan Hansamu Yama Pranata sebatai bek tengah. Hansamu menggantikan posisi Yanto Basna yang selalu dipasang pada laga penyisihan grup namun beberapa kali melakukan kesalahan.

Posisi Full-back kanan Benny Wahyudi belum tergantikan. Begitu juga full-back kanan masih diisi Abduh Lestluhu. Untuk penjaga gawang Riedl masih mempercaykan kepada Kurnia Meiga.

Dengan skema dan kompososi pemain seperti itu, Indonesia mampu meredam serangan yang bertubi-tubi para pemain Vietnam. Meski terus melkukan serngan, Lee Chong Vinch dkk kesulitn untu bisa menembus perthanan Indonesia dan mencetak gol.

Terlalu asyik menyerang Vietnam meninggalkan celah di lini belakang. Indonesia mampu memanfaatkan situasi itu untuk memimpin lebih dulu melalui gol Stefano Lilipaly di awal babak kedua. Beberapa menit berikutnya Indonesia mendapat keuntungan setalah kipper Vietnam diusir wasit.

Indonesia gagal memanfaat keunggulan jumlah pemain. Bahkan Vietnam mampu menyamakan kedudukan untuk kemudian unggul 2-1. Sehingga pertandingan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu. Indonesia mendapat hadiah pinalti yang dimanfaatkan dengan baik oleh Manahati Lestusen. Skor menjadi imbang 2-2 hingga pertandingan usai.

Dengan hasil tersebut skor agregat 4-3 untuk Indonesia dan membawa Garuda lolos ke babak final untuk bertemu dengan pemenang antara Thailand kontra Myanmar.
Mental Baja Pemain Indonesia

Selain kecerdikan Pelatih dalam meramu srtategi, kunci kesuksesan Indonesia juga terletak pada mental baja yang dimiliki Boas Salossa dkk. Meski diserang terus-menerus, Boas Salossa dkk tidak putus asa. Mereka tetap semangat dan sabar.

Mental skuad Garuda sudah terlihat baik saat laga uji coba. Terutama saat menghadapi Vietnam, baik saat bermain di Sleman maupun di Hanoi.

Saat bermain di Maguwoharjo Sleman, (9/10/2016), Indonesia sempat tertinggal 0-2 lebih dulu dari tamu. Namun Skuad besutan Alfred Riedl akhirnya mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Begitu juga  saat bertandang ke Hanoi (8/11/2016), meski kalah Indonesia mampu mencetak dua gol.

Mental skuad Merah Putih juga terlihat bagus saat menjalani laga penyisihan grup. Meski tertinggal 0-2 dari Thailand, Garuda mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 walau akhirnya kalah 2-4. Mental baja skuad Garuda juga terlihat saat melawan Singapura. Sempat tertinggal 01, Merah puth mampu membalikan keadaan dan menang 2-1.

Jadi ada dua kunci  yang menentukan Indonesia bisa menahan gempuran Vietnam sukses menembus final Piala AFF 2016. Kecerdikan Pelatih Alfred Riedl dalam menyusun strategi dan mental baja para pemain Timnas. Semoga saja kesuksesan Timnas juga terjadi saat laga final yang kemungkinan besar akan melawan Thailand. Aamiin.

No comments:

Post a Comment

Daftar Bupati Purbalingga

DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...