Selain surat pengantar, perlu
disertakan juga bodata penulis. Bagaimana redaktur tahu tentang data diri Anda
jika tidak ada biodata yang dilampirkan. Kecuali Anda seorang pakar, pejabat pemerintahan
atau sebuah lembaga atau penulis yang sudah sangat dikenal, maka biodata tidak
terlalu diperlukan lagi. Namun jika Anda adalah seorang penulis biasa, bukan
pakar dan bukan pejabat pemerintah atau sebuah lembaga dan Anda baru pertama mengirimkan tulisan, maka Anda
perlu menyertakan biodata.
Berikut adalah contoh biodata seorang
penulis dalam bentuk narasi. (Biodata Arswendo Atmowiloto, seorang penulis
superproduktif). Contoh diambil dari Buku Freelance Media, Cara Gampang Cari
Uang, karya Zaenuddin HM, Cetakan I, Milenia Populer, 2003):
Arswendo Atmowiloto lahir di
Solo, 26 November 1948. Selepas kuliah di IKIP setempat tanpa selesai, ia
menjadi penulis. Ada puluhan bukunya yang telah diterbitkan. Yang memenangkan
lomba maupun yang terpilih sebagai buku
utama. Sangat berminat pada soal televisi, komik dan lawak yang terus
ditekuninya ketika bekerja di Gramedia Majalah sejak tahun 1974 hingga akhir
tahun 1990., ketika menghuni Lembaga Pemasyarakatan karena kasus tabloid
Monitor yang dipinpinnya.
Sebagai penulis, selain beberapa
kali mendapat hadiah nasional, ia pun pernah diundang ke Universitas Iowa,
Amerika Serikat, dalam rangka program penulisan kreatif (1979). Ia juga termasuk
pemenang ASEAN Award (1987). Sejak bebas bersyarat pada Agustus 1993, ia
berkumpul kembali bersama istri dan ketiga
anaknya, dengan membawa oleh-oleh dari Cipinang: sekumpulan sandal jepit
bertato dan lukisan tato.
(Dikutip dari Buku MENGHITUNG
HARI – Hikmah Kebijaksanaan Dalam Rumah Tahanan / Lembaga Pemasyarakatan,
Cetakan V, Grafiti Pers, 1996).
Biodata penulis tersebut di atas hanya
sekadar contoh. Anda bisa mengolahnya kembali sesuai dengan selera dan juga kebutuhan.
Semoga bermanfaat. Jika ada kesalahan dan kekurangan, silakan koreksi dan
tambahkan di bagian kolom komentar. Terima kasih dan Salam Menulis.
No comments:
Post a Comment