“Pak Risky lagi galau
ya, kok update status terus?” kata seorang teman mengontentari status Pak Rizky.
Saat membaca komentar itu saya langsung berfikir: kalau saya update status di
facebook berarti saya dianggap sedang galau ya. Padahal saya terbilang sering
update status facebook. Hampir setiap hari. Bahkan terkadang dalam sehari saya
bisa tiga atau empat kali update status. Saya kembali merenung, takut kalau
saya nanti dicap sebagai orang yang lagi galau.
Pikiran saya back flash
kembali ke awal saat saya sign up, mendaftar atau membuat akun di facebook.
Tujuan pertama sejujurnya adalah agar mengikuti tren dan perkembangan jaman.
Kalau kata anak muda sekarang agar kekinian. Tujuan berikutnya adalah agar
eksis. Menyitir kata-kata filsuf Prancis, Rene Descartes, Cogito Ergo Sum, Aku
Berpikir Maka Aku Ada. Demi memenuhi kebutuhan eksistensi diri: Aku
Ber-facebook Maka Aku Ada.
Di saat yang sama saya
sedang mendalami dunia tulis-menulis dan sedang semangat mempelajarinya. Bagi
saya update status adalah belajar menulis. Menuliskan jawaban dari pertanyaan
yang ada di kolom status facebook: Apa yang Anda pikirkan sekarang? Mungkin
hanya dua, tiga atau empat kata. Namun tetap saja itu namanya adalah tulisan
yang dihasilkan dari proses menulis. Soal kemudian tulisan itu bagus atau
tidak, itu nomor enam belas.
Pak Rizky dan temannya
memang termasuk gen Y alias generasi millennia jadi saya maklum kalau mereka
menjadikan facebook sebagai sarana curhat kegalauan. Namun untuk gen X seperti
saya nanti dulu. Enak aja saya dibilang galau. Enggak la yau. Kalau pun sedang
galau, gen X punya tempat tersendiri untuk melampiaskannya, bukan di medsos
seperti facebook. Di mana? Ada deh.
Saat ini kita semua baik
generasi baby boomers, gen x, gen y dan gen z sedang hidup di jaman yang sama.
Jaman teknologi informasi atau dunia digital. Dunia digital saat ini berkembang
begitu cepat. Ada yang mengatakan ini adalah era postmodern yang ditandai oleh
perkembangan teknologi informasi dan dunia digital yang begitu cepat.
Boleh saja gen y
menggunakan medsos untuk curhat atas kegalauannya dan gen x memanfaatkannya untuk
aktuaisasi diri. Mungkin bagi generasi baby boomers, media sosial adalam sebuah
tontonan. Sementara bagi gen z, media sosial adalah alat permainan. Mungkin
saja. Satu hal yang pasti adalah dunia digital saat ini dihuni leh empat
generasi, baby boomers, gen x, gen y dan gen z.
Foto: Adriannisa
blogspot com
No comments:
Post a Comment