Arus informasi datang begitu
deras seiring perkembangan teknologi informasi yang terjadi saat ini. Jika
selama ini orang mendapat informasi dari media elektronik seperti televisi dan
radio, kini orang bisa mendapatkan dari media sosial seperti facebook, twitter
dan lain-lain. Bahkan orang bisa dengan cepat mendapat informasi dari aplikasi
whatsapp melalui grup-grup yang diikutinya.
Saat terjadi peristiwa bom
Thamrin, dalam hitungan detik orang sudah tahu informasi itu tanpa harus
menonton televisi dan mendengarkan siaran radio. Begitu juga saat ada pertandingan final Piala Bhayangkara
antara Arema lawan Persib kemarin. Banyak orang yang sebetulnya tidak suka dan
nggak ngerti bola pun ikut-ikutan komentar. Hal itu terjadi lantaran mereka
mendapat informasi dari media sosial maupun grup whatsapp.
Perkembangan teknologi
informasi khususnya internet memang begitu pesat dan cepat terjadi. Tak ada
lagi hambatan waktu dan tempat. Informasi mengalir secara massif begitu deras, melintas
batas ruang dan waktu. Dalam sekejap mata berbagai informasi sudah dalam
genggaman setiap orang.
Sayangnya kondisi
seperti ini dimanfaatkn oleh orang atau sekelompok orang yang tidak bertanggung
jawab. Ada pihak-pihak yang memanfaatkan teknologi informasi ini untuk kepentingan
tertentu. Entah untuk kepentingan apa, namun intinya ada orang atau pihak yang
menyampaikan informasi yang tidak benar. Maka jika penerima informasi tidak
hati-hati maka dia akan tertipu dan rugi.
Misalnya beberapa waktu
lalu saya membaca status facebook teman yang men-share berita tentang
pengawalan Presiden Jokowi saat berkunjung ke Amerika Serikat. Menurut berita
itu, Presiden Joko Widodo begitu dihormati oleh Amerika Serikat sampai-sampai
pengawalan terhadapnya begitu luar biasa. Mobil Polisi dan motor-motor gede
tampak berpatroli mengawal Jokowi di berita itu. Sebagai warga Indonesia, saya
sangat bangga sehingga saya ikut men-share berita itu.
Keesokan harinya muncul
informasi bahwa berita pengawalan Presiden Jokowi di Amerika Serikat
sebagaimana diberitakan tersebut adalah bohong. Bahwa Presiden Jokowi saat itu
sedang berkunjung ke Amerika Serikat itu benar. Namun gambar pengawalan Polisi
Amerika itu adalah gambar pengawalan polisi saat pemakaman penyanyi Michael
Jackson.
Setelah dapat informasi
ini, saya coba amati gambar itu sambil cross-chek informasi sana-sini. Ternyata
benar, foto pengawalan polisi itu adalah saat pemakaman Michel Jackson. Bukan
pengawalan kunjungan Presiden Jokowi. Saya kemudian diam dan malu.
Hal yang saya lakukan
selanjutnya adalah harus berhati-hati ketika membaca berita yang ada di
internet. Harus teliti dan melakukan cross-chek. Jangan langsung percaya hanya
dari satu sumber informasi. Harus mencari sumber informasi lain terkait berita
atau informasi itu. Akakah benar berita atau informasi tersebut. Kalau orang
pesantren sering menyebutnya sebagai Tabayyun, mencari kejelasan tentang
sesuatu sehinga jelas kebenarannya.
No comments:
Post a Comment