Untuk memenuhi
kebutuhan air baik untuk minum, mencuci
dan kebutuhan lainnya, warga Jakarta umumnya menggunakan air tanah. Air tanah
adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan
tanah. Untuk mengambil Air tanah Jakarta warga membuat sumur pantek atau dengan
mesin air jetpam. Selain itu, sebagian warga Jakarta ada yang memilih
menggunakan air bersih perpiaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kebanyakan warga lebih
memilih membuat sumur sendiri dari pada harus berlangganan air dari PAM. Warga
menganggap hal itu lebih hemat karena hanya dibutuhkan biaya saat pembuatan
sumur saja. Berbeda kalau berlangganan air dari PDAM. Selain menyiapkan biaya
saat pemasangan instalasi, warga juga harus
mengeluarkan biaya langganan setiap bulan.
Padahal pendapat itu
sesungguhnya tidak tepat. Karena dengan berlangganan air bersih perpipaan,
warga akan mendapatkan air bersih yang terjamin kualitasnya. Sedangkan air
tanah Jakarta tidak ada jaminan kalau air itu bersih dan layak pakai. Sering
ditemukan air tanah Jakarta yang keruh dan bau. Bahkan sering juga ditemukan ar
tanah jkarta yang mengandung bakteri dan mineral yang berbahaya bagi tubuh
manusia.
Selain itu kebanyakan
masyarakat juga belum mengetahui dampak negatif dari pengambilan air tanah yang
berlebihan. Jika dibiarkan, maka dampak negatif tersebut akan merugikan warga
Jakarta sendiri. Ada beberapa dampak negatif yang perlu diketahui jika
pengambilan air tanah Jakarta terus dilakukan. Dampak negatif tersebut antara
lain turunya permukaan tanah atau land subsidance dan intrusi air laut.
Pengambilan air tanah
yang terus menerus dan berlebihan akan mengakibatkan turunnya permukaan tanah
atau land subsidance. Jika hal itu terus terjadi maka akan sangat berbahaya
bagi warga Jakarta sendir. Selain banjir, juga akan mengakibatka kerusakan pada
bangunan fisik gedung-gedung yang ada di Jakarta.
Dampak negatif lainnya
yakni intrusi air laut. Pengambilan air tanah yang terus menerus akan
mengakibatkan terganggunya keseimbangan hidrostatik antara air tanah tawar dan
air tanah asin (air laut) di daerah pantai. Jika hal itu maka akan
mengakibatkan pergerakan air tanah asin (air laut) menuju ke daratan dan
terjadilah intrusi air laut. Jika ini terjadi maka air tanah yang tadinya layak
minum mengalami degradasi mutu dan menjadi tidak layak untuk diminum.
Mengingat dampak
negatif tersebut, maka penggunaan air tanah di Jakarta harus segera dibatasi
atau bahkan dihentikan. Menurut data dari Badan Geologi, ESDM, neraca Air Tanah
Jakarta saat ini adalah, potensi air tanah 52 juta m3/tahun. Sedangkan
pengambilan air tanah 21 juta m3/tahun atau sebesar 40%. Seharusnya
pengambilan air tanah maksimal 20%. Sehingga kondisi pengambilan air tanah di
Jakarta dikategorikan kritis karena sudah melampaui batas maksimal.
Upaya pencegahan terus
dilakukan berbagai pihak baik Pemerintah DKI Jakarta dan elemen masyarakat yang
peduli lingkungan. Pemerintah Daerah Khusus Ibu kota (DKI) Jakarta telah
mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) No 37 tahun 2009 tentang Kenaikan Pajak Air
Bawah Tanah. Salah satu tujuan Pergub ini adalah membatasi
pengambilan air tanah oleh warga. Sayangnya hingga saat ini Pergub No 37 tahun 2009 tersebut belum dilaksanakan secara sungguh-sungguh
oleh pemerintah. Sehingga masih banyak warga yang melanggar Pergub tersebut.
Ke depan Pemerintah DKI diharapkan untuk lebih tegas dan konsisten menerapkan
Pergub terseut.
Untuk memenuhi
kebutuhan air bagi warganya, Pemerintah DKI Jakarta melalui PDAM telah menunjuk
PT Aetra Air Jakarta untuk penyediaan air bersih perpinaan. PT Aetra Air
Jakarta adalah nama baru daru PT Themes PAM Jaya (TPJ). Perusahaan ini telah
mendapat hak dari Perjanjian Kerjasama dengan PAM Jaya, untuk mengelola,
mengoperasikan dan memelihara sistem penyediaan air bersih. Wilayah operasional
PT Aetra Air Jakarta adalah wilayah Jakarta sebelah timur sungai Ciliwung.
Perusahaan ini memiliki visi yang sangat mulia yakn menjadi Penyedia Layanan Air
Minum Terdepan di Indonesia.
Sebagai Bloger kita bisa ikut berperan aktif dalam menyelamatkan air tanah Jakarta. Upaya yang bisa kita lakukan adalah menyampaikan informasi tentang dampak negatif pengambilan air tanah yang berlebihan. Melalui blog, facebook, twitter atau media sosial lainnya, kita sebarkan informasi ini. Kemudian menghimbau kepada warga Jakarta agar menggunakan air bersih perpipaan dari PT Aetra Jakarta. Dengan demikian warga Jakarta bisa memperole air bersih yang terjamin kualtasnya. Di saat yang sama, warga juga telah melakukan upaya penyelamatan air tanah Jakarta.
Daftar Referensi:
2.
www.aetra.co.id
3.
www.esdm.go.id
4.
Heruhendrayana.staff.ugm.ac.id/web/down/dampakabt.pdf