Di era teknologi komunikasi
seperti sekarang ini, kita tidak mungkin tidak terpapar hoaks. Menghindar juga rasanya
tidak mungkin. Yang mungkin bisa kita lakukan adalah memperbaiki pemahaman, sikap dan cara kita menghadapi
hoaks. Tidak mudah percaya begitu saja terhadap berbagai informasi yang beredar
di media sosial, selalu memverifikasi dan
meng-cros cek setiap berita yang beredar di media sosial dengan media
mainstream.Tabbayun kalau bahasa anak muda jaman sekarang. Atau bisa juga bertanya kepada orang yang
mungkin lebih tahu tentang berita itu. Sikap
kritis terhadap setiap informasi adalah pentingdi jaman sekarang. Selalulah
bertanya, dimula pada diri sendiri, kemudian dilanjutkan kepada orang lain di
sekitar kita: Benarkah informasi itu?
Satu lagi. Baca buku ini: Media
Sosial, Agama Baru Masyarakat Milenial, karya Nurudin. Buku ini mengupas seluk
beluk Media Sosial dan kususnya Hoaks. Mulai dari penyebab, akar perasalahan
dan penyebarannya, media yang digunakan, siapa saja yang rentan termakan Hoaks,
juga siapa saja yang suka menelan mentah-mentah, hingga propaganda politik. Ada
juga tentang Media Begal, Media dan Ustaz Selebritas, Tik-Tok, Satu Cermin
Banyak Gambar dan masih banyak lagi.
Setiap bahasan ditinjau dari
kajian ilmu komunikasi termasuk menyertakan teori-teori komunikasi. Tentu saja
karena penulisnya adalah seorang Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas
Muhammadiyah Malang (UNM). Meski begitu, buku ini dikemas dengan bahasa
jurnalistik atau bahasa popular. Sehingga ringan dan enak membacanya, juga
mudah dipahami. Cocok dibaca sambil ngopi atau minum teh hangat di sore atau malam
hari.
Membaca buku ini akan menambah
cakrawala dunia media social yang sedang melanda saat ini. Dan dengan membaca buku ini, Insya Allah
dijamin Anda tidak akan mudah termakan Hoaks. Oh iya, satu lagi. Buku ini juga
mengulas tentang Lambe Turah. Pengen tahu lambene sopo sih turah? Silakan baca
buku ini: Media Sosial, Agama Baru Masyarakat Milenial.
Salam Literasi