Latihan Dasar Keprajuritan (LDK) bagi mahasiswa baru angkatan tahun 1986 telah berjalan dua hari. Meski baru dua hari, saya jatuh sakit karena kerasnya latihan ala militer itu. Selain itu stamina saya juga terkuras karena harus bolak-balik menempuh perjalanan 45 km. Berangkat jam enam pagi dan pulang jam enam sore membuat badan rentan masuk angin.
الخميس، أبريل 19، 2012
الأربعاء، أبريل 18، 2012
Menulis Pengalaman: Penataran P4 dan LDK
Tahun 1986, saya lulus SMA. Sebagai seorang pemuda yang sedang haus belajar, saya ingin melanjutkan kuliah meski keadaan ekonomi orang tua tidak mampu. Tanpa bimbingan dan pendampingan siapa pun, saya mendaftar dan ikut seleksi penerimaan mahasiswa baru (Sipenmaru). Maklum, orang tua dan keluarga bukanlah orang berpendidikan tinggi. Teman berdiskusi juga tidak ada karena saat itu saya sangat pemalu dan kuper. Dalam kebimbangan, saya memutuskan memilih D3 PTUP (Kalau tidak salah, Pendidikan Ternak Unggas dan Perah), Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed Purwokerto).
السبت، أبريل 14، 2012
Keberuntungan = Persiapan + Kesempatan
Malam Minggu, cuaca lumayan cerah. Selepas Maghrib, saya bersiap-siap menulis untuk sekadar mengupdate blog besok. Inginnya sih menulis opini untuk dikirimkan ke surat kabar, namun saya harus realistis. Sekian tahun belajar menulis, hingga saat ini saya masih belum mampu menulis semacam opini. Selain berisi antara 500 hingga 1200 kata, opini haruslah berbobot dan berkualitas tentunya. Bukan tak bisa, tapi belum mampu. Untuk menulis sepanjang 750 kata saja rasanya lumayan berat. Belum lagi soal kualitas isi. Untuk itulah saya terus belajar dan belajar. Mangupdate blog, adalah bagian dari proses itu.
Menulis itu Belajar Sabar dan Peduli
Sejujurnya, ketika awal-awal saya menulis dan belajar menulis, ada terselip di hati keinginan untuk dipuji. Setelah itu ada keinginan untuk dikenal dan terkenal. Selain keinginan-keinginan yang lain tentunya seperti ingin mendapat honor, dan lain sebagainya. Apakah hal seperti ini dialami juga oleh rekan penulis lain? Entahlah. Setiap penulis punya prinsip dan motivasi yang berbeda-beda.
Tak heran jika di masa-masa itu saya sering kecewa ketika memposting tulisan di blog atau facebook lantaran tak satu pun komentar datang. Sudah capek dan merenung cukup lama untuk menghasilkan tulisan, namun kurang mendapat respon. Jangankan berkomentar, dibaca saja tidak. Sangat-sangat menyedihkan.
الأحد، أبريل 08، 2012
Rekonsiliasi atau Revolusi
Dibuang sayang. Artikel ini saya tulis beberapa waktu yang lalu usai Timnas kalah 0-10 dari Bahrain. Telah saya kirim ke redaksi tabloid Bola untuk dimuat di rubrik Oposan. Namun setelah beberapa waktu ditunggu, ternyata tak nongol juga. Jadi saya berkesimpulan bahwa tulisan tersebut tidak berhasil alias gagal tayang di tabloid Bola. Dari pada dibuang sayang, maka saya posting di blog ini, untuk sekadar arsip dan bisa dibaca orang lain.
الجمعة، أبريل 06، 2012
Seni Bermain Layang-Layang
Beberapa anak berlari-lari sambil mengarahkan pandangan mereka ke atas. Mereka terus berlari mengikuti arah benda yang melayang di angkasa itu. Mereka berlomba untuk mendapatkan benda itu. Siapa yang cepat dan beruntung, dialah yang dapat. Cepat saja tidak cukup jika tidak beruntung. Karena benda itu bergerak tak menentu mengikuti kemana arah angin. Itulah layang-layang putus.
Bermain layang-layang memang mengasyikan. Tidak hanya bagi anak-anak, tetapi juga remaja bahkan orang dewasa. Jika cuaca baik, cerah dan angin bertiup cukup kencang, saatnya bermain layang-layang. Karena itu, bermain layang-layang lebih sering dan ideal dilakukan saat musim kemarau tiba.Tarik ulur benang, membaca dan mengikuti kemana arah angin adalah seni bermain layang-layang.
Namun kalau kita perhatikan, bermain layang-layang, tidak hanya sekadar tarik-ulur benang. Mengejar layangan putus adalah bagian dari seni bermain layang-layang. Entah itu layangan kita sendiri, milik teman atau bahkan layangan milik lawan. Dimana pun layangan yang putus itu jatuh, wajib untuk dikejar dan didapatkan. Karena hal itu adalah bagian dari seni bermain layang-layang.
Selamat bermain layang-layang.
Sumber foto: pahoman.org
الخميس، أبريل 05، 2012
Intisari Khutbah Jum'at
Jumat, 6 April 2012
Masjid Nururrahman, Kedaung - Pamulang - Kota Tangerang Selatan
Khotib:
Masjid Nururrahman, Kedaung - Pamulang - Kota Tangerang Selatan
Khotib:
Dalam sebuah hadits, Nabi menyampaikan kepada para sahabat bahwa seluruh umatnya akan masuk surga kecuali yang tidak mau. Para sahabat pun terdiam dan sebagian yang lain penasaran.
Betapa tidak. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa surga itu luasnya dua kali dunia. Setiap penghuni surga disediakan istana yang terdiri dari 70 kamar dan masing-masing kamar ada 70 bidadari. Surga yang sedemikian luas, indah dan menyenangkan itu kok masih ada yang tidak mau.
Salah satu sahabat yang penasaran pun bertanya, siapa yang tidak mau surga itu ya Rasulullah? Rasulullah menjawab bahwa orang yang mau surga adalah mereka yang taat kepada perintah Rasulullah dan mengikuti sunah-sunahnya. Sedangkan mereka yang tidak mau surga adalah yang maksiat atau tidak taat kepada perintah Rasulullah dan tidak mengikuti sunah-sunahnya.
الاشتراك في:
الرسائل (Atom)
Daftar Bupati Purbalingga
DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...
-
Dulu, sekian tahun yang lalu di rumah masih ada Kompor yang berbahan bakar minyak tanah. Untuk keperluan masak memasak, istri menggunakan...
-
“Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda”, begitu tagline sebuah iklan parfum yang pernah nongol di televisi beberapa ta...
-
Sejarah Purbalingga: Ki Tepus Rumput Foto: Makam Medang (Dok. arifsae.com) Sejarah Purbalingga dimulai dari masa kerajaan Pajang pa...