Dulu, sekian tahun yang
lalu di rumah masih ada Kompor yang berbahan bakar minyak tanah. Untuk keperluan
masak memasak, istri menggunakan kompor itu. Minyak tanah saat it masih murah
harganya. Tetapi saya lupa berapa harga minyak tanah per liter saat itu. Yang
jelas murah dan terjangkau.
Namun perawatan Kompor
minyak agak merepotkan. Ada satu masalah yang kadang terasa menjadi beban bagi saya.
Sumbu Kompor minyak itu semakin lama semakin pendek. Dalam jangka waktu
tertentu, sumbu kompor harus ditarik agar lebih panjang atau diganti jika
memang sudah habis.
Untuk menarik atau
mengganti sumbu kompor, butuh ketelatenan dan waktu khusus. Masalahnya lubang sumbu
kompor itu jauh lebih kecil daripada sumbunya. Ya, tentu ini memang bertujuan
untuk pengamanan. Agar kencang dan aman.
Namun repotnya ya pada saat mengganti. Belum lagi jumlah
lubangnya juga banyak. Karenanya saya selalu mencari waktu khusus untuk
mengerjakannya. Tak heran jika istri sering kesal karena saya sering
menunda-nunda saat dia meminta untuk mengganti sumbu kompor.
Istri mengeluh jika
saya terlalu lama dan menunda-nunda mengganti sumbu kompor. “Apinya tidak rata,
jadi kalau masak akan lebih lama” katanya.
Selain itu, Kompor
Sumbu Pendek (KSP) katanya juga berbahaya karena akan mudah meledak. Benarkah
demikian?
Menurut
sbaskoro.wordpres.com, "Ledakan terjadi ketika ada uap dari minyak tanah yang
tersambar api. Uap minyak tanah itu akan muncul saat kompor mulai dinyalakan,
karena adanya panas yang merambat ke tempat penyimpanan minyak tanak di kompor.
Uap dari dalam tempat minyak tanah di kompor itu bisa merambat keluar ketika
ada salah satu sumbu yang habis, sehingga uap keluar dari lubang sumbu yang
habis tadi."
Jika uap yang keluar
tadi bertemu dengan api yang menyala, maka akan terjadi ledakan. Itu sebabnya sumbu
kompor minyak harus selalu diperiksa dan diganti jika sudah pendek agar apinya
merata dan tidak mudah meledak.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق