الثلاثاء، ديسمبر 06، 2016

Sari Roti dan Pintu Surga

Dua hari ini, masyarakat khususnya dunia maya diramaikan dengan gerakan boikot produk Sari Roti. Saya baca sepintas di media sosial soal hebohnya Sari Roti. Saya juga tanya teman kerja untuk menambah referensi. Teman saya menjelaskan dengan emosionalnya. Semakin jelas masalahnya.

Saya tidak mau membahas persoalan Sari Roti di sini karena sudah pada tahu. Saya hanya ingin bependapat dari sudut pandang yang lain. Menurut saya masyarakat yang ramai-ramai melakukan gerakan boikot Sari Roti itu berlebihan. Lebay kata anak muda sekarang. Juga Baper. Lebih mengandalkan perasaan hati disbanding logika akal sehat.

Saya sudah membaca dua tiga kali pengumuman klarifikasi dari PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. Sangat normatif, biasa saja dan tidak ada yang aneh dan salah menurut saya. Hanya kalau menurut saya ada satu poin atau kalimat yang membingungkan, apa maksudnya?

“Pihak Pembeli meminta agar produk tersebut dapat diantar ke area pintu masuk Monas dan dipasangkan tulisan ‘gratis’ tanpa pengetahuan dan perijinan dari pihak PT Nippon Indosari Corpindo Tbk”

Menurut saya kalimat itu yang malah membingungkan. Beberapa kali saya membaca kalimat itu untuk mendapatkan maksudnya. Melihat dari sisi dunia kepenulisan, kalimat tersebut agak rancu dan membingungkan.

Selain itu, semua kalimat pernyataan yang dikeluarkan PT Nippon Indosari Corpindo terbilang wajar dan biasa saja. Ada teman saya yang merasa tersinggung dengan kalimat terakhir pernyataan dari PR perusahaan Sari Roti.

“Demikian informasi ini kami sampaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman di berbagai pihak. P Nippon Indosari Corpindo Tbk berkomitmen untuk selalu menjaga Nasionalisme, ketuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika, serta tidak terlibat dalam semua aktivitas kegiatan politik”

Lagi-lagi kalimat tersebut menurut saya juga sangat normatif. Mereka yang merasa tersinggung dengan kalimat tersebut menafsirkan bahwa yang ikut aksi 212 tidak menjaga nasionalisme, keutuhan NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Itu penafsiran mereka. Padahal maksud dari pernyataan itu kan tidak demikian.

Saya tidak mau berpanjang-panjang membahas soal ini. Saya hanya ingin mengikuti saran iklan sebuah produk minuman: “Hey Guys, Ayo Berpikir Jernih!” Suaranya sih mirip Cak Lontong, tapi entahlah.

Saya mencoba berpikir jernih dan bertanya pada diri sendiri: “Apakah dengan memboikot dan tidak membeli serta makan Sari Roti diri ini akan menjadi lebih suci dan soleh?”

Pertanyaan berikutnya: ”Apakah dengan ikut-ikutan gerakan memboikot produk Sari Roti, pintu surga otomatis terbuka?”

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق

Daftar Bupati Purbalingga

DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...