Tulisan ini masih
berkenaan dengan bagaimana “memelihara” blog. Sebelumnya saya sudah menulis
tentang gampangya membuat blog, namun meng-updatenya yang tidak mudah. Kenapa
meng-update blog itu saya katakan tidak mudah?
Pertama tentu
berdasarka pengalaman saya sendiri. Saya punya beberapa blog namun seringkali
terbengkalai. Lama didiamkan dan tidak di-update. Kedua, pengalaman saya
rupanya juga banyak dialami oleh bloger lain. Karena berbagai alasan, banyak
bloger yang membiarkan blog-nya tanpa diupdate.
Berbagai alasan
tersebut antara lain tidak ada waktu karena sibuk kerja, tidak ada ide dan bingung mau menulis apa. Jika
itu alasan dan masalahnya, mari kita coba mencari jalan keluarnya.
Pertama, jika kita
sibuk kerja di kantor. Hal ini memang sangat dimaklumi. Apalagi di jaman
sekarang di mana tuntutan kerja semakin tinggi. Berangkat pukul enam pagi
pulang pukul delapan malam. Bahkan mungkin ada yang lebih pagi berangatnya dan
lebih malam pulangnya. Kalau sudah begitu, bagaimana menyempatkan diri untuk
meng-update blog?
Caranya, sempatkan
waktu barang lima hingga sepuluh menit, saat sebelum berangkat, atau waktu
istirahat di kantor, atau saat rehat sebelum tidur. Gunakan waktu tersebut
untuk menulis dan meng-udate blog. Hal itu bisa dilakukan dua hari sekali, tiga
hari sekali atau minimal seminggu sekali. Ingat, menulis blog tidak harus
banyak dan tidak harus serius. Santai aja Bro.....
Kedua, jika tidak ada
ide dan bingung mau menulis apa. Untuk mengatasi masalah ini, langkah pertama
yang harus dilakukan adalah mengubah mindset. Jangan punya pikiran bahwa
menulis blog itu seperti menulis proposal, makalah, karya ilmiah apalagi
skripsi atau tesis. Meulis di blog juga bukan seperti menulis opini atau
karangan khas untuk media mainstrem seperti koran.
Blog yang berasal dar
kata web dan log adalah media baru yang mirip buku diary di jama dulu. Bedanya
jika diary biasanya bersifat pribadi dan hanya penulisnya yang bisa membaca,
blog bisa dibaca oleh siapa saja. Karena itu, sebenarya menulis blog itu mudah.
Semudah menulis diary atau buku catatan harian.
Jadi sebenarnya tidak
ada alasan untuk bingung mau menulis apa. Menulislah seperti menulis buku
catatan harian. Misalnya hari ini saat berangkat kerja bertemu dengan orang-orang
yang arogan di jalan raya misalnya. Boro-boro berempati, bahkan jalan raya pun
seolah milik mereka. Itu menarik dan jika ditulis bisa jadi tiga atau empat
paragraf. Lumayan.
Atau di tempat kerja,
kita berinteraksi dengan orang-orang yang sok suci namun bermuka dua misalya. Itu
juga menarik untuk ditulis. Suci dan bermuka dua itu kontradiktif dan ambigu.
Karena jika orang yang suci beneran pastinya dia bermuka hanya satu.
Sebaliknya, jika orang yang bermuka dua itu bukanlah orang suci beneran. Ya,
sok suci itu memang hak mereka, hak semua orang untuk menganggap dirinya suci.
Tapi ingat, sok suci, bukan berarti suci beneran. Jika tema ini ditulis, bukan
tak mungin bisa menjadi lima hingga tujuh alinea. Bahkan mungkin
berlembar-lembar ukuran kertas A4.
Dan masih banyak lagi.
Anda suka musik, film, sepak bola, berita politik, traveling, ata sinetron? Itu
juga bisa menjadi bahan tema tulisan di blog. Selain itu tentu masih ada lagi
yang bisa dijadikan tulisan untuk dimuat atau diposting di blog.
Dalam sebuah
kesempatan, Kang Dodi Mawardi berpesan kepada para peserta Pelatihan Menulis
Laskar Pena Hijau 2015. “Jangan biarkan blog Anda sepi seperti kuburan.
Updatelah blog Anda. Jika masih belum bisa menulis, isilah blog Anda dengan
puisi. Jika tidak bisa menulis puisi, tulislah satu buah kalimat saja. Jika
masih tidak bisa juga, updatelah blog Anda dengan minimal satu kata”.
Jadi, jangan biarkan blog Anda mati suri. Updatelah sesering mungkin, syukur-syukur bisa setiap hari atau minimal seminggu sekali. "Ala bisa karena biasa" begitu kata pepatah.
Selamat mencoba. Salam nge-Blog.