الأربعاء، مارس 21، 2018

Jakarta - Malang Bagian 3: Sholat Jum'at di Lawang



Sekitar jam tujuh pagi, Bus Shelota Wisata dari Semansa Tour & Travel yang membawa rombongan Siswa/siswi dan Guru SMP Islam Al Syukro Universal meninggalkan Rumah Makan Kurnia Jawa Timur Tuban. Keceriaan terpancar dari seluruh anggota rombongan. Maklum lah baru saja makan soto, walaupun enggak tahu itu soto Lamongan apa soto Tuban, hahaha.

Oh iya, kecuali Pak Elan yang kondisinya memang masih sakit. Saat itu, kita semua berharap dan berdoa, semoga Pak Elan segera sembuh dan sehat kembali. Dengan begitu Pak Elan akan bisa menikmati perjalanan wisata ini.

”Kita akan segera melanjutkan perjalanan menuju Malang. Perjalanan masih cukup jauh,” kata Kak Dita memberi informasi.


Setelah Kak Dita, giliran Kak Ghias mengambil mic.
“Saya ingatkan ya, nanti di Malang ada beberapa lokasi yang akan dikunjungi, jadi jaga kesehatan. 

Saya sarankan untuk jangan minum es ya, karena kenikmatan segelas es tidak sebanding dengan sakit yang diakibatkan” kata Kak Ghias.

Kak Ghias juga mendoakan Pak Elan agar cepat sembuh.
“Kita doakan, semoga Pak Elan cepat sembuh,” Aamiin.

Bus Shelota Wisata terus melaju menyusuri pantai utara Jawa Timur. Ini adalah perjalanan pertama saya ke Malang. Karena itu, saya belum tahu rutenya ke mana lagi setelah Tuban. Saya hanya membayangkan peta Jawa Timur yang pernah saya lihat. Setelah Tuban menuju arah timur itu ada Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan dan seterusnya. Namun saya belum tahu belok ke kanan atau ke arah selatan nanti di mana? Karena saya tahu Malang itu ada di wilayah selatan Jawa Timur.

“Saatnya kuis!” suara Pak Cahya menggelegar menghentikan lamunan saya.
Ya, Pak Cahya sebagai Ketua Panitia Pelepasan memang selalu memberikan kuis kepada para siswa sepanjang perjalanan. Selain menambah wawasan para siswa, kuis ini juga sedikit menghibur dan mengusir kejenuhan dalam perjalanan.

Agar menarik siswa untuk menjawabnya, Pak Cahya memberikan hadiah berupa pulsa seharga 25 ribu rupiah. Selain Pak Cahya, soal kuis juga diberikan oleh para guru yang lain. Ada Pak Ferdi, Pak Humaidi, Pak Rizky dan guru-guru yang lain.

Tidak mau ketinggalan, kru Semansa Travel, Kak Ghias dan Kak Dita juga memberikan kuis berhadiah. Pertanyaan kuis dari mereka berupa tebak-tebak. Jadi agak sulit dijawab. Meski begitu, ada juga siswa yang mampu menjawabnya.

Sekitar jam 10-an, bus berhenti di sebuah Pom Bensin di pinggir jalan. Seperti biasa kru travel mempersilakan semua anggota rombongan yang mau ke toilet. Waktnya sekitar setengah jam.
Usai ke toilet saya berdiri sejenak di samping toilet sambil melemaskan otot-otot  kaki. Pak Ferdi terlihat terburu-buru menuju bus. Saya pun bertanya padanya, 
“Kenapa pak Ferdi?”

“Saya langsung ke bus saja, soalnya di sini bau,” kata Pak Ferdy.

Betul memang ada sedikit agak bau yang kurang enak di lokasi itu. Namun saya dan beberapa teman tetap berada di luar bus sebelum berangkat kembali. Bagi saya, ini memang kesempatan untuk melemaskan kaki yang selama perjalanan tertekuk dan terasa kaku.

Penasaran dengan lokasi ini, saya mengampir Pak Kosaman dan bertanya:
“Pak Ini di mana pak?” tanya saya
“Ini sudah masuk Lamongan,” jawab Pak Kosaman.
“Cuacanya kan sudah terasa panas kan,” lanjut Pak Kosaman meyakinkan.

Saya sangat maklum. Sebagai orang yang beristrikan orang Lamongan, tentu dia sudah sangat paham dengan suasana kota di pesisir utara Jawa Timur itu.

Beberapa menit kemudian, rombongan kembali melanjutkan perjalanan. Waktu terasa sangat lama. Suasana di luar terlihat begitu panas menyengat. Beberapa waktu berikutnya, terlihat Stadion Surajaya – Lamongan di sebelah kiri jalan raya. Itu adalah home base-nya Persela Lamongan. Sayang posisi tempat duduk saya tidak memungkinkan untuk mengabadikan dengan kamera melalui kaca jendela.

Setelah Lamongan, kota berikutnya adalah Gresik, kemudian Surabaya, Sidoarjo dan Pasuruan. Rupanya belok kanan atau ke arah selatan menuju Malang adalah di Pasuruan. Melalui Jalan Tol Pandaan dan seterusnya. Waktu sudah menunjukkan jam sebelas siang. Jadi betul dugaan saya kalau Sholat Jum’at rombongan masih di jalan.


Jam 12 siang saat menjelang waktu sholat Jum’at posisi ada di kota Lawang, salah satu kota kecamatan di kabupaten Malang. Sebuah masjid besar di pinggir jalan terlewati. Sekitar 400 meter berikutnya ada masjid lagi, namun lebih kecil. Di sinilah kru driver menepikan kendaraan.

“Kenapa tidak di masjid tadi yang lebih besar ya?” tanya Pak Humaidi.
“Mungkin di sana parkir kendaraannya agak susah pak,” jawab saya menduga-duga.

Seluruh anggota rombongan yang laki-laki berjalan menyeberang menuju masjid Al Islam yang ada di Jl. Dr. Cipto 28 Bedali – Lawang. Sebagian yang perempuan juga menuju ke masjid itu untuk ketoilet dan sholat dzuhur.


Seperti sudah diduga sebelumnya, masji yang tidak terlalu besar itu penuh sesak dengan para jamaah. Banyak jamaah harus berdiri saat mendengarkan khutbah Jum’at. Saat pelaksanaan sholat Jum’at pun cukup berdesak-desakan.


Usai sholat Jum’at, semua anggota rombongan kembali menuju bus untuk melanjutkan perjalanan. Suasana senang sudah mulai terpancar dari wajah setiap anggota rombongan. Malang, atau lebih tepatnya Batu sebagai tujuan sepertinya sudah dekat dan tidak lama lagi akan sampai.

هناك تعليق واحد:

  1. أزال أحد مشرفي المدونة هذا التعليق.

    ردحذف

Daftar Bupati Purbalingga

DAFTAR BUPATI PURBALINGGA Foto: Dyah Hayuning Pratiwi, Bupati Purbalingga (medcom.id) Tahukah Anda, bupati Purbalingga saat ini y...