Sebelum Asian Games
2018, tidak banyak orang yang tahu siapa Defia Rosmaniar itu. Namun sejak
tanggal 19 Agustus 2018, nama atlit berhijab asal Bogor itu langsung menjadi
trending topik. Betapa tidak, di hari pertama Asian Games 2018, Defia Rosmaniar
mempersembahkan medali emas bagi Indonesia.
Defia Rosmaniar adalah anak ketiga dari pasangan
Ermanto dan Kaswati. Lahir di Bogor, 25 Januari 1995. Berlatih Taekwondo sejak
usia 13 tahun atas dorongan dari kakak sepupu yang merupakan pelatih takwondo
DKI. Saat itu Defi, panggilan Defia Rosmaniar
masih duduk di bangku SMP tahun 2007. Awalnya dia tidak menyukai taekwondo dan
malas-malasan saat berlatih. Namun karena terus menerus dilakoni, lama-lama akhirnya
ia menyukaina juga.
Kerja keras dan ketekunannya berlatih membawa atlit bertinggi badan 163 cm itu meraih prestasi demi prestasi. Pada gelaran SEA Games 2013 yang berlangsung di Myanmar, Defia mampu meraih dua medali perunggu di nomor beregu putri dan campuran poomsae. Tahun 2014 Defia meraih perunggu pada kejuaraan dunia taekwondo di Meksiko. Pada tahun 2015, Defia juga meraih emas pada turnamen Korea terbuka di Chunceon dan Indonesia terbuka. Sejak saat itulah Defia mulai mendapat kepercayaan untuk tampil pada nomor perseorangan putri.
Untuk bisa tampil di nomor perseorangan syaratnya
tidak mudah. Seorang atlit poomsae harus membuktikan dirinya menguasai jurus
dan memiliki keseimbangan serta stamina yang prima. Namun perjalanan menuju
sukses tidak ada yang mulus. Defia gagal mengikuti seleksi SEA Games 2015 di
Singapura. Setelah itu ia sempat keluar Pelatnas, namun Defia tam au menyerah.
Dia berlatih dengan lebih keras dan kembali masuk Pelatnas pada tahun 2016.
Prestasi kembali diraih mahasiswi UNJ Jurusan
Olahraga di ajang Asian Indoor and
Martial Arts Games di Turkmenistan tahun 2017. Defia meraih medali perak dari nomor beregu putri poomsae. ,Kemudian Defia
juga meraih perunggu di nomor tunggal putri poomsae.
Defia juga meraih prestasi pada gelaran SEA Games
2017 di Malaysia. Tampil di nomor tunggal putri poomsae, atlet yang tinggal di
Leuwiliang Bogor itu meraih medali perunggu. Kini satu tahun berikutnya, ia
berhasil mencatatkan diri menjadi yang terbaik di kawasan se-Asia.
Perjuangan untuk meraih
medali emas Asian Games 2018 tidaklah mudah. Salah satunya Defi mengikuti
Training Camp selama 10 hari di Korea. Pada
bulan April 2018, saat mengikuti TC di Korea Selatan, kabar duka datang dari
tanah air. Ayahnya yang selalu mendorong dan mendukung Defi untuk menjadi atlit
meninggal dunia.
Maka selain untuk
pelatih, negara dan seluruh rakyat Indonsia, Defia mempersembahkan medali emas yang
diraihnya untuk almarhum ayahnya. Defia Rosmaniar merebut medali emas dari nomor
Women Individual Poomsae mengalahkan Taekwondoin asal Iran, Marjan Salahshouri
di pertandingan final.
Kerja keras dan
pengorbanannya selama ini terbayar lunas. Kegembiraannya semakin membuncah dan
mengharu biru, saat dia menerima pengalungan medali emas sekaligus ucapan
selamat dari orang nomor satu di negeri ini, Presiden Joko Widodo.
Selamat untuk Defia
Rosmaniar.
Referensi:
1. Koran Kompas
2. Koran Republika
3. Sport.okezone.com
4. Indosport.com
5. Mata Najwa Trans 7
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق