Menjadi penanggung jawab (PJ)
atau panitia sebuah kegiatan, saya kira itu hal biasa bagi setiap orang. Kalau
menjadi peserta sebuah acara? Apalagi itu, lumrah banget. Mungkin kita semua
pernah menjadi peserta sebuah accara. Bagaimana kalau menjadi penanggung jawab
sekaligus menjadi peserta sebuah acara? Nah ini baru langka. Mungkin jarang
orang merasakan pengalaman seperti itu. Saya termasuk orang yang beruntung
pernah merasakan pengalaman seperti itu.
Di tempat kerja, saat ini saya
tergabung dalam tim QMS (Quality Management System). Salah satu tugas tim ini
adalah membuat sistem manajemen lembaga. Setelah sistem manajemen lembaga
tersusun, QMS berkewajiban untuk memastikan bahwa sistem tersebut berjalan
dengan baik. Tugas QMS berikutnya adalah mempersiapkan penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2015.
Dalam rangkaian pencapaian target
dan tujuan tersebut, QMS mengadakan berbagai training dan workshop. Training dan workshop pertama adalah Riset
Kepuasan Pelanggan atau Customer Satisfaction Index (CSI) yang diadakan tanggal
12 November 2019. Kemudian kedua adalah training dan woskhop Awareness
Pengelolaan Data Lembaga yang diadakan selama tiga hari, 3 – 5 Desember 2019.
Dalam kedua training tersebut,
saya sebagai penanggung jawab sekaligus juga sebagai peserta. Di tim QMS hanya
ada 2 (dua) orang, Manajer QMS dan saya sebagai bagian data center dan Pusdtin.
Jadi saya saya tidak punya tim atau anak buah. Karenanya praktis hampir semua
persiapan kegiatan training saya yang mempersiapkan. Mulai dari menyusun TOR
(Term of Reference), pengajuan anggaran, menghubungi Trainer, membuat dan
mengedarkan undangan, memesan konsumsi, mengajukan penyiapan ruang training dan
memastikan kesiapannya, dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk kelancaran
kegiatan training. Kebayang repotnya.
Sebenarnya saya seneng sekali dengan training dan workshop itu. Saya seneng belajar dan mencari pengetahuan baru. Namun karena saya sebagai penanggung jawab kegiatan, saya jadi tidak fokus saat mengikuti training dan workshop. Pikiran saya terbagi dua, antara sebagai penanggung jawab dan sebagai peserta. Contoh, saat sedang khusuk menyimak paparan trainer, tiba-tiba seorang CSO (Cleaning Service Office) mengetuk pintu ruang training.
“Pak, konsumsi makan siang sudah
datang pak,” kata CSO.
Saya terpaksa harus keluar
ruangan untuk membayar konsumsi makan siang tersebut. Ya, begitulah kira-kira.
Maka jujur saja, barangkali saya
hanya menyimak 50 persen materi yang dipaparkan oleh trainer. Dari 50 persen
yang saya simak, mungkin saya hanya mampu menyerap 10 persen saja. Maklumlah.
Saya kira hal ini gak perlu dibahas di sini. Malu-maluin aja. Hahaha.
Terlepas dari semua itu, saya
merasa sangat bersyukur dan bahagia. Bisa menjadi pelaksana sebuah kegiatan
sekaligus sebagai peserta. Jika anak muda sekarang mengatakan itu adalah sebuah
challenge, atau tantangan, maka saya merasa telah berhasil melewati tantangan
tersebut. Bahkan saya menikmati tantangan tersebut dengan gembira dan penuh suka cita. Alhamdulillah
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق