“Wonogiri, Wonosari, Wonosobo, Wonocolo, Wonopringgo, Wonomerto, dan seterusnya. Tiba-tiba saja saya teringat nama-nama kota itu”. Demikian update status facebook saya beberapa waktu yang lalu. Beberapa komentar yang muncul pun beragam. Mulai dari yang mempertanyakan saya sedang sensus kota-kota hingga mengaitkan dengan nama seorang pelawak jadul, Wono Kaerun.
Lalu apa sebenarnya yang membuat saya tiba-tiba teringat nama-nama kota itu. Apakah karena nama-nama kota itu dimulai dengan kata wono sehingga menjadi menarik? Atau apakah karena saya atau famili ada yang berasal dari kota itu? Atau mungkin pernah punya teman, pacar atau barangkali pernah naksir seseorang yang berasal dari kota itu? Ah, mau tahu aja.
Satu hal yang pasti adalah bahwa saya seorang pecinta geografi. Dulu ketika saya SD, mulai dari kelas IV saya sudah sangat senang pelajaran Ilmu Bumi, sekarang Geografi. Saya bahkan selalu menantikan tibanya jadwal pelajaran itu. Begitu melihat gambar peta, rasa senangnya mungkin seperti anak-anak sekarang sedang main PS. Senang sekali. Tak heran jika saat kelas V, saya sudah hafal ibu kota propinsi yang saat itu jumlahnya 27. Menginjak kelas VI, saya hafal semua ibu kota Negara di benua Asia, Eropa, Australia dan sebagian ibu kota negara di benua Amerika dan Afrika.
Ilmu Bumi adalah salah satu bagian pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial selain Sejarah dan Ekonomi & Koperasi.. Ilmu Bumi mempelajari berbagai wilayah baik kabupaten, propinsi, negara, benua hingga dunia. Mulai dari letak, ibu kota, kondisi alam, iklim, hasil bumi, penduduk, budaya hingga mata pencahariannya. Dengan belajar Ilmu Bumi, kita bisa mengetahui kondisi suatu kota, propinsi atau negara tanpa harus datang ke sana. Sangat menarik untuk dipelajari.
Sayangnya, pelajaran ilmu bumi saya pelajari hingga kelas I SMP. Saat menginjak kelas II SMP tahun 1982, tak ada lagi pelajaran Ilmu Bumi, yang ada adalah IPS Geografi. Ada pelajaran terkait dengan itu yaitu Ilmu Pengetahun Bumi dan Antariksa (IPBA). Begitu pun ketika SMA, hanya ada pelajaran IPS Geografi dan IPBA yang membahas tentang wilayah mulai dari kabupaten, propinsi, Negara, benua hingga dunia.Meski begitu, kecintaan saya terhadap Ilmu Bumi atau Geografi tetap ada hingga sekarang.
Sayangnya, pelajaran ilmu bumi saya pelajari hingga kelas I SMP. Saat menginjak kelas II SMP tahun 1982, tak ada lagi pelajaran Ilmu Bumi, yang ada adalah IPS Geografi. Ada pelajaran terkait dengan itu yaitu Ilmu Pengetahun Bumi dan Antariksa (IPBA). Begitu pun ketika SMA, hanya ada pelajaran IPS Geografi dan IPBA yang membahas tentang wilayah mulai dari kabupaten, propinsi, Negara, benua hingga dunia.Meski begitu, kecintaan saya terhadap Ilmu Bumi atau Geografi tetap ada hingga sekarang.
Saya selalu mengoleksi sebuah Atlas. Jika menonton berita tentang suatu kejadian di sebuah daerah atau negara, saya lalu membuka atlas untuk mengetahui di mana letak persisnya. Begitu juga ketika perhelatan Piala Dunia digelar, Atlas adalah salah satu buku wajib yang harus ada di atas meja. Saya mesti tahu profil ke-32 negara kontestan. Minimal saya tahu di mana letak Negara itu dan nama ibu kotanya. Begitu kira-kira.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق