Suatu kali saya bersama tiga orang teman ngobrol santai. Dua orang telah mendapat panggilan Allah untuk berumroh ke tanah suci. Satu orang mendapat jatah dari kantor lamanya, tempat dulu dia bekerja. Sedang yang satu orang lagi diberangkatkan oleh seorang pengusaha yang rutin menjadi donator panti tempat dia mengabdi. Sementara dua lainnya belum berkesempatan ke tanah suci, termasuk saya.
Siapa pun sebagai orang muslim tentu ingin berangkat ke tanah suci, baik umroh atau pun haji. Namun tidak sedikit orang-orang kecil seperti saya merasa berkecil hati untuk bisa ke tanah suci. Gaji pas-pasan untuk hidup sebulan, dari mana bisa menabung untuk berangkat haji?
Tapi kata orang, berangkat haji atau umroh yang lebih menentukan itu adalah niat, bukan kemampuan. Banyak contoh orang-orang yang sebelumnya terlihat tidak mungkin secara ekonomi, namun karena punya niat dan keinginan, Allah memberikan jalan. Banyak cerita tentang hal itu. Ada seorang tukang marbot, ada sopir, ada guru ngaji dan lain sebagainya. Secara ekonomi mereka sulit untuk bisa membayar ongkos haji, namun jika mereka punya niat, Allah akan memberangkatkan mereka.
Selain itu, seorang teman menyarankan agar rajin membaca Qur’an khususnya surat Al Mulk. Insya Allah akan ada jalan ke sana. Sambil bercanda, dia menyindir saya, “Jangan kaya situ baca Koran melulu sih, bukannya rajin baca Qur’an”. Mendengar itu, saya tersenyum simpul. Dalam hati, saya mengiyakan pernyataannya.
Memang selama ini saya lebih banyak membaca Koran dan kurang membaca Qur’an. Koran hampir setiap hari saya baca. Tidak hanya satu, bisa dua atau tiga macam Koran setiap hari saya baca. Namun membaca Qur’an? Hehehe, mungkin seminggu sekali, setiap malam Jum’at. Itu pun belum tentu rutin. Kalau pun iya, paling hanya surat Yaasin yang dibaca. Padahal Qur’an itu kan terdiri dari 114 surat.
Sejak obrolan itu, saya tersadar dan malu pada diri sendiri. Sebagai seorang muslin kok jarang atau malas membaca Qur’an. Waktu terus berlalu dan saya akan mengalami kerugian yang nyata jika saya tak membaca Qur’an. Mulai saat itu, saya bertekad untuk membaca Al Qur’an. Walau satu dua ayat, yang penting rutin, setiap hari. Walau dengan tertatih-tatih, walau pun dengan terbata-bata dan pelan-pelan karena belum lancar, saya akan membaca Al Qur’an.
Harapannya, semoga Allah akan memberikan kemudahan dan kelancaran dalam segala ikhtiar. Semoga juga, keberuntungan, keberkahan dan keselamatan senantiasa tercurah bagi kita semua yang mau istiqomah membaca Al Qur’an. Amiin.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق