Jum’at, 14 Maret 2014 minggu
lalu. Saat itu, hari masih pagi namun ngantuk sudah datang menyapa. Karena
itu tidak ada pilihan lain kecuali minum
kopi sambil melakukan aktifitas rutin di kantor.
Usai minum kopi, lumayan segar dan mata tidak kreyep-kreyep lagi. Namun entah kenapa, rasa kantuk itu kembali datang. Kalau sudah begini kondisinya, berarti ada something wrong. Mungkin saat itu badan lagi kurang sehat.
Sholat Jum’at menjelang tiba.
Lima belas menit sebelum itu saya berangkat menuju Masjid Baiturrohmah, RS Sari
Asih Ciputat. Bersama dua orang teman,
saya berjalan kaki menuju Masjid yang jaraknya kurang lebih 300 m dari tempat
kerja. Suasana nyaman Masjid Baiturrohmah RS Sari Asih Ciputat menyambut para
jamaah untuk melaksanakan ibadah Sholat Jum’at.
Sebelum Khotbah dimulai, rasa
kantuk kembali menyerang. Suasana nyaman Masjid menambah daya serang kantuk
itu. Saya pun berada pada posisi yang berat menahan dan melawan rasa kantuk.
Khotbah Jum’at dimulai. Khotib mengupas surah Al ‘Asr. Sebenarnya, saya sudah
sering mendengar pembahasan serupa, namun tetap saja menarik. Apalagi gaya dan
cara Khotib mengupas begitu semangat, enak dan menarik. Sampai-sampai
rasa kantuk saya hilang dengan sendirinya hingga Sholat Jum’at usai.
Bismillahirrohmaanirrohiim. Wal ‘asri.
Innal insaana lafi khusrin. Illal ladzina aamanuu wa’amilus solihaati wa
tawaasaubil haqqi wa tawaasau bissaubri. Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh,
dan saling berpesan dengan kebenaran dan saling berpesan dengan kesabaran. (QS. 103: 1-3)
“Jadi Allah dengan bersumpah mengingatkan
kepada kita semua bahwa manusia itu benar-benar dalam kerugian. Namun Allah
memberikan solusi agar manusia tidak mengalami kerugian tersbut. Solusinya
yaitu, 1. Beriman. Namun tidak cukup orang hanya mengaku-ngaku beriman. Iman
itu harus dibuktikan. Jika iman itu sebuah konsep yang abstrak, maka hal itu harus
dibuktikan dengan perbuatan yang nyata, yakni alam soleh. Jadi solusi yang ke
2. Adalah amal soleh. 3. Saling berpesan dengan kebenaran, dan 4. saling
berpesan dengan kesabaran. Jika kebenaran adalah sebuah prinsip, maka kesabaran
adalah sebuah strategi. Prinsip tanpa strategi akan mudah dipatahkan, sedangkan
strategi tanpa prinsip akan membuat kita dinjak-injak orang. Karena itu, dalam
memperjuangkan sebuah prinsip dibutuhkan strategi. Dalam memperjuangkan
kebenaran, harus dengan kesabaran,” begitu Khotib berpesan.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق