Pentingnya sebuah
promosi untuk mengembangkan bisnis sudah tidak perlu diperdebatkan lagi. Tanpa
promosi, bisnis akan mati. Timbul pertanyaan, “Apakah kalau sebuah bisnis sudah
sedemikian bagus dan terkenal itu tidak perlu berpromosi lagi?”
Untuk menjawab
pertanyaan itu, mari kita amati beberapa produk yang begitu bagus dan sudah
sangat dikenal. HP Samsung misalnya. Siapa orang yang tidak tahu HP Samsung?
Bukan sekadar tahu bahkan banyak orang yang ingin punya dan memilih produk asal
Korea itu.
Apakah Samsung masih
melakukan Promosi? Bahkan bukan hanya iklan di televisi, Samsung melakukan
promosi di berbagai lini, termasuk media cetak.
Contoh lain misalnya
Tolak Angin. Siapa orang yang tidak kenal dengan obat jamu anti masuk angin
ini? Saya yakin semua orang tahu dan banyak orang yang membeli ketika terkena
masuk angin. Namun Tolak Angin juga masih tetap berpromosi dengan begitu gencar
di televisi bahkan dengan menggandeng seorang artis.
Masih banyak contoh lain. Jadi sekali lagi, soal
pentingnya promosi bagi sebuah bisnis memang sudah selesai dan tak perlu
diributkan lagi. Mungkin yang masih perlu diperdebatkan adalah seberapa besar
biaya promosi itu. Tidak ada ketentuan baku namun ada yang menyebutkan biaya
promosi itu berkisar 5% dari biaya target
penjualan.
Jadi kalau misalnya
target penjualan yang ingin dicapai sebuah perusahaan adalah Rp. 2 milyar, maka biaya
promosinya 5% dari jumlah itu yakni Rp. 100 juta. Namun nilai 5%
bukan patokan yang baku, bisa lebih dan bisa kurang dari itu.
Hal yang lebih penting
adalah efektifitas dari sebuah promosi. Jika promosi dilakukan secara efektif,
maka biaya yang dikeluarkan bukan lagi sebagai pemborosan melainkan sebuah investasi
bagi perusahaan.
Sekadar contoh dan menambah
wawasan saja, sepanjang tahun 2015 Bukalapak dot com menggelontorkan biaya
iklan di teleivisi sebesar Rp. 119 milyar. Itu baru iklan di televisi, belum
iklan di media lain.
Berikut adalah biaya belanja
iklan di televisi yang dikeluarkan beberapa perusahaan e-commerce selama tahun
2015:
1.
Tokopedia (Rp. 559 milyar)
2.
Traveloka (Rp. 553 milyar)
3.
OLX (Rp. 283 milyar)
4.
Blibli (Rp. 237 milyar)
5.
Bukalapak (Rp. 119 milyar)
6.
Lazada (Rp. 107 milyar)
7.
Matahari Mall (Rp. 83 milyar)
8.
Trivago (Rp. 80 milyar)
Sumber: Suplemen Koran
Sindo (Gadget & Techno)
Jika mengacu pada biaya promosi itu 5% dari biaya target penjualan, maka kita bisa menghitung berapa target penjualan ke delapan perusahaan e-commerce di atas.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق