Dari Madinah Menuju Mekkah
Tiga hari di Madinah terasa begitu cepat. Terasa hanya sekejap. Rasanya belum puas beribadah di Masjid Nabawi yang ada di kota itu. Namun apa boleh buat, biro perjalanan hanya mengagendakan tiga hari dua malam di kota yang bercahaya itu, al Madinah al Munawarroh.
Hari ketiga, Minggu (16/4/17), Pembimbing mengumpulkan semua jamaah di ruang makan usai sarapan pagi. Pembimbing menyampaikan pengarahan untuk persiapan perjalanan dari Madinah menuju Mekkah. Pembimbing juga memberikan pembekalan untuk persiapan pelaksanaan Umroh di Masjidil Haram, Mekkah.
• Koper-koper seluruh jamaah harus sudah ada di depan kamar masing-masing pada jam 10.00.
• Pada jam 11.00 para jamaah dipersilakan mandi sunah ihram
• Setelah mandi, para jamaah harus mengenakan pakaian ihram sesuai ketentuan
• Setelah mengenakan pakaian ihram, seluruh jamaah menuju ke Masjid Nabawi untuk melaksanakan sholat Dhuhur berjamaah
• Usai sholat Dhuhur, para jamaah menuju ruang makan untuk santap makan siang
• Jam 2 siang, seluruh jamaah diminta sudah siap di bus masing-masing dengan segala kelengkapan yang dibawa
Jam 2 siang beberapa jamaah sudah siap di bus, namun sebagian besar yang lain belum. Ada yang sibuk dengan segala bawaannya, ada yang masih di toilet, ada pula yang masih makan siang. Saya memang tidak melihat persis jam berapa saat bus berangkat, namun saya ingat-ingat itu mungkin sudah jam dua lewat hampir jam setengah tiga.
Perlahan dua bus warna merah marun itu melaju dari depan Hotel Mirage Taiba, Madinah. Saat bus sudah berjalan, pembimbing atau Mutawif mulai menyampaikan tausyiahnya. Mutawif mengingatkan para jamaah bahwa kita meninggalkan kota Madinah bukan karena tak cinta dengan kota ini, namun karena memang masih ada kewajiban yang harus segera dilaksanakan di kota lain yakni Mekkah. Kemudian Mutawif membimbing para jamaah untuk membaca doa meninggalkan kota Madinah bersama-sama:
“Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin walaa taj’alhu aakhiral ‘ahdi binabiyyika wahuththa awzaarii biziyaaratihi wa ashhibnii fii safaris salaamata wayassir rujuu’ii ilaa ahlii wawathanii saaliman, yaa arhamar raahimiina.”
Artinya: “Mudah-mudahan salam sejahtera atasmu wahai para syuhada Uhud. Ya Allah, berilah mereka semua ganjaran karena Islam dan para pemeluknya dengan ganjaran yang paling utama dan tinggikanlah derajat mereka dan muliakanlah kedudukan mereka dengan keagungan-Mu dan kemurahan-Mu, wahai Tuhan Yang Paling Pemurah.”
Setelah kurang lebih empat puluh menit, Bus sampai di Masjid Abyar Ali atau Bir Ali yang terletak di Distrik Dzul Hulaifah, 18 km arah selatan dari kota Madinah. Di masjid inilah para jamaah umroh dari kota Madinah atau yang melewatinya mengambil Miqat dan berniat umroh.
Seluruh jamaah turun dari bus masing-masing. Semua menuju toilet atau tempat wudhu. Kemudian para jamaah masuk ke masjid untuk menunaikan solat tahyatul masjid dan setelah itu membaca niat umroh:
• Labaik Allahumma Umrota
Atau
• Nawaitul Umrota Wa Ahromtu Bihaa Lillahi ta’aala
Setelah semua jamaah selesai solat dan membaca niat, mereka berkumpul di halaman Masjid Bir Ali. Pembimbing memberikan pengarahan untuk perjalanan selanjutnya. Setelah berfoto bersama di Taman Masjid Bir Ali, pembimbing memimpin rombongan untuk meninggalkan Masjid itu menuju Bus sambil membaca Talbiyah:
"Labaik Allahumma Labaik, Labaika la syarii kala kala baik, Innal hamda wanikmata laka wal mulk laa syarii kalak"
Selanjutnya bus yang membawa rombongan jamaah umroh terus melaju, sementara para jamaah terus melantunkan Talbiyah. "Labaik Allahumma Labaik, Labaika la syarii kala kala baik, Innal hamda wanikmata laka wal mulk laa syarii kalak"
Seperti jalanan antara Jedah – Madinah, jalanan dari Madinah ke Mekkah juga kurang lebih sama. Lengang, kanan kiri dihiasi pemandangan bukit-bukit berbatu. Jarang kita bisa meihat tanaman atau pepohonan ada di pinggir jalan di sana.
"Labaik Allahumma Labaik, Labaika la syarii kala kala baik, Innal hamda wanikmata laka wal mulk laa syarii kalak"
Selanjutnya bus yang membawa rombongan jamaah umroh terus melaju, sementara para jamaah terus melantunkan Talbiyah. "Labaik Allahumma Labaik, Labaika la syarii kala kala baik, Innal hamda wanikmata laka wal mulk laa syarii kalak"
Jarak Madinah ke Mekkah 451 KM bisa ditempuh antara 4 hingga 6 jam. Kalau dibandingkan di Indonesia, mungkin itu jarak antara Jakarta- Semarang, kurang lebih. Bus terus melaju cukup kencang. Menjelang Maghrib, bus pembawa rombongan jamaah kembali berhenti di sebuah rest area. Saya tidak tahu nama daerah rest area itu. Hanya yang pasti itu antara Madinah – Mekkah.
Di tempat ini, selain beristirahat sejenak, para jamaah menunaikan solat Maghrib dan Isha yang dijamak qhosor. Waktunya kurang lebih setengah jam hingga empat puluh menit. Beberapa jamaah ada yang memanfaakan waktu tersisa untuk membeli makanan di tempat itu.
Hari sudah terlihat gelap saat rombongan jamaah kembali melanjutkan perjalanan menuju Mekkah. Sekitar jam delapan malam lewat, bus rombongan jamaah memasuki kota suci Mekkah Al Mukarromah. Mutawif membaca doa memasuki kota Mekkah yang diikut seluruh jamaah secara bersama-sama:
ALLAAHUMMA HAAZAA HAROOMUKA WA AMNUKA FAHARRIM LAHMII WA DAMII WASYA'RII WABASYARII 'ALANNAARI WA AAMINNII MIN 'AZAABIKA YAUMA TAB'ATSU 'IBAADAKA WAJ'ALNII MIN AULIYAA IKA WA AHLI THOO 'ATIKA
Artinya :
Ya Allah, kota ini adalah Tanah Haram-Mu dan tempat yang aman-Mu, maka hindarkanlah daging, darang, rambut dan kulitku dari neraka. Dan selamatkanlah diriku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali hamba-Mu, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yanag selalu dekat dan taat kepada-Mu.
Gemerlap kota Mekkah sudah terlihat dari dalam bus. Hal yang tak diduga sebelumnya adalah kepadatan arus kendaraan di jalan raya kota Mekkah. Berbeda dengan Madinah yang cenderung lengangang, Mekkah ternyata agak macet malam itu. Terutama saat mendekati hotel-hotel yang tidak jauh dari Masjidil Haram. Sekitar jam 9 malam rombongan jamaah umroh akhirnya tiba di depan Hotel Dar Al Eimand Grand, Mekkah.
Bersambung
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق