Wabah virus corona baru terus menghantui. Sejak ditemukan pertama kali akhir Desember 2019, jumlah orang yang terinfeksi virus tersebut terus bertambah. Per 15 Januari 2020, Tiongkok mengkonfirmasi bahwa orang yang telah terinfeksi virus corona baru berjumlah 14 orang. Jumlah itu terus bertambah bahkan lonjakannya begitu tinggi. Pada penguhujung bulan Januari 2020, Tiongkok mengkonfirmasi bahwa jumlah orang yang terinfeksi sebanyak 5.806 orang dan 213 diantaranya meninggal dunia.
Mencermati perkembangan kasus virus corona baru yang semakin mengkhawatirkan, pemerintah Tiongkok bertindak cepat. Kota Wuhan dan beberapa kota di sekitarnya diisolasi. Tiongkok melarang semua warga untuk keluar dan masuk ke kota tersebut. Semua warga yang tinggal di kota itu, khususnya Wuhan terjebak. Tidak bisa ke mana-mana. Tak terkecuali warga negara asing yang tinggal di sana. Warga Amerika Serikat, Jepang, Korea selatan, termasuk juga warga negara Indonesia.
Kondisi tersebut membuat negara-negara yang memiliki warga negara yang tinggal di sana cemas. Mereka ingin mengevakuasi warga negaranya untuk keluar dari kota Wuhan. Namun itu tidak mudah karena sudah ada larangan pemerintah Tiongkok untuk keluar masuk dari dan ke Wuhan
Namun larangan Tiongkok tak membuat negara-negara itu berhenti mengupayakan evakuasi warga negaranya. Setelah melakukan komunikasi, Jepang akhirnya bisa mengevakuasi warganya 29 Januari 2020. Ada sekitar 650 warga Jepang di Wuhan yang ingin pulang.
Sehari berikutnya giliran Amerika Serikat berhasil mengevakuasi 200 warganya keluar dari kota Wuhan. Kemudian Korea Selatan tidak mau ketinggalan. Melalui dua kali penerbangan, Korea Selatan juga berhasil mengevakuasi 700 warganya dari ibu kota propinsi Hubei itu.
Sementara Indonesia masih ketar-ketir dan was-was karena 245 warganya masih terjebak di Wuhan. Pemerintah Indonesia melalui KBRI di Tiongkok terus memantau kondisi para WNI di Wuhan yang kebanyakan adalah para mahasiswa. Pemerintah Indonesia memastikan agar kondisi kesehatan para WNI di Wuhan tetap baik. Pemerintah juga memastikan agar ketersediaan logistik bagi mereka mengingat mereka tidak bisa keluar dari asrama.
Setelah melakukan komunikasi beberapa kali antara pemerintah Indonesia dengan Tiongkok, maka akhirnya Tiongkok mengizinkan Indonesia untuk mengevakuasi warganya. Selain mengizinkan,Tiongkok juga siap memfasilitasi kepulangan WNI dari Wuhan. Pemerintah Indonesia menyewa pesawat Batik Air berjenis Airbus 330-300 milik maskapai Lion Air Group.
Pesawat Batik Air berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu 1 Februari 2020 pukul 06.00 WIB dan diperkirakan tiba di Wuhan pukul 12.00 waktu setempat. Dari 245 WNI akhirnya hanya 238 yang bisa dievakuasi. Tiga WNI dinyatakan dalam kondisi sakit jadi tidak memenuhi syarat protokol dari pemerintah Tiongkok untuk bisa dievakuasi. Sedangkan sisanya memilih untuk tetap tinggal di Wuhan.
Minggu, 2 Februari 2020 pukul 14.00 WIB pesawat Batik Air tiba di Bandara Hang Nadim Batam. Saat turun, seluruh penumpang disemprot dengan disinfektan. Para WNI tersebut kemudian dipindahkan ke pesawat milik TNI AU untuk kemudian diterbangkan ke kepulauan Natuna.
Di pulau Natuna, para WNI tersebut akan menjalani karantina selama 14 hari. Usai dikarantina, mereka diperiksa kondisi kesehatannya untuk kemudian diterbangkan ke Bandara Haim Perdana Kusuma Jakarta. Setelah itu, mereka diizinkan untuk pulang ke rumah masing-masing
Referensi: dari berbagai sumber
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق